Posko informasi diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat yang selama ini mendengar info yang simpang siur dari media sosial mengenai observasi di Pulau Sebaru Kecil
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta meminta pemerintah agar membuat posko informasi kesehatan terkait Corona Virus (Covid-19).

"Masih banyak masyarakat belum tahu tentang informasi virus corona," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Pulau Kelapa, Safaatul Anam kepada Antara, Sabtu.

Safaatul menjelaskan saat ini informasi yang beredar di masyarakat merupakan informasi yang masih simpang siur, dan lebih banyak dari media sosial. Dengan kurangnya informasi itu, secara psikologis masyarakat masih terganggu dengan adanya lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil.

Baca juga: Kru Kapal Diamond Princess akan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil

Baca juga: 188 pekerja kapal World Dream masuk area observasi

Baca juga: Pekerja kapal World Dream dipindahkan ke Pulau Sebaru


Pemerintah sebaiknya lebih peka terhadap penyampaian informasi, agar masyarakat tidak resah. Posko informasi itu kata dia, diharapkan dapat menjelaskan secara rinci khususnya virus corona.

"Sebaiknya posko itu dibangun di dermaga setiap pulau, selain membantu masyarakat juga wisatawan yang akan berlibur," jelas Safaatul.

Kata dia, sebagai pengelola pariwisata berbasis pemukiman masyarakat, selalu menginformasikan kepada wisatawan jika lokasi observasi itu jauh dari objek-objek wisata andalan.

Hal senada disampaikan Marni, warga Kelurahan Pulau Harapan yang mendapatkan informasi dari televisi dan cerita dari mulut-kemulut di masyarakat.

"Kalau memang orang di Pulau Sebaru itu sehat, kenapa mereka 14 hari mereka dikumpulkan disana," kata Marni.

Pantauan di dermaga Kelurahan Pulau Kelapa dan Pulau Harapan tidak terdapat posko atau fasilitas kesehatan yang dapat memberikan informasi terkait Covid-19.

Sementara dua kelurahan itu merupakan pulau pemukiman penduduk terdekat dari Pulau Sebaru Kecil, dengan 17 kilometer atau satu jam perjalanan dengan kapal nelayan.

Pewarta: Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020