Denpasar (ANTARA News) - Pemodal dari kalangan jemaah masjid Al Fatah, Taman Griya, Jimbaran, Bali, merintis usaha rumah makan dengan sasaran wisatawan religius dari berbagai daerah, termasuk turis asal Malaysia dan kawasan Timur Tengah.

Rumah makan pertama yang diperkenalkan dengan nama Bakul Kauman di Jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Sabtu malam, mampu melayani 200 tamu, sehingga diharapkan bisa menjamu rombongan empat sampai lima bus wisatawan, seperti dari Jawa dan Nusa Tenggara Barat.

"Warung pertama ini pemodalnya sampai puluhan orang. Usaha ini terutama didasari keluhan sulitnya mencari rumah makan yang benar-benar halal, bukan hanya dari sisi jenis hidangan, tetapi juga proses pengolahannya," kata Yurnal, pemodal terbesar bisnis kuliner islami itu.

Pebisnis properti Pratama Development itu menjelaskan, Warung Bakul Kauman yang dibangun di atas lahan seluas 500 meter persegi tersebut menelan biaya investasi sekitar Rp800 juta, yang ditanggung puluhan orang dari kalangan jemaah masjid Al Fatah, Taman Griya.

"Satu orang ada yang hanya menanamkan modalnya Rp1 juta - Rp2 juta. Modal kecil-kecilan itu ketika dihimpun ternyata bisa mencukupi kebutuhan investasi total sampai sekitar Rp800 juta. Ini karena kami tidak semata berpikir bisnis, tetapi juga beramal," ucap Yurnal, yang juga selaku manajer marketing, didampingi sejumlah pemodal.

Warung Bakul Kauman, yang mengambil nama Masjid Kauman, Semarang, Jawa Tengah, yang dibangun tahun 1888, dilengkapi ruang pertemuan berkapasitas 20 orang dengan berbagai peralatan pendukung, mushala, fasilitas akses internet (Wifi) gratis, dengan pelayan berbusana muslim.

Manajer Umum Warung Bakul Kauman, Katmani, didampingi manajer operasional Muhammad Fauji, optimistis bisnis kuliner yang dikonsep sekaligus beramal itu akan bisa berkembang, mengingat semakin banyaknya wisatawan religius ke Bali, termasuk dari Malaysia dan kawasan Timur Tengah.

Warung ini menyajikan hidangan siap saji untuk makan siang dan malam, aneka minuman, paket nasi bungkus/kotak seharga Rp6.000 hingga Rp20 ribu per porsi dan pesanan khusus di tempat. "Seperti dalam empat hari, 8-11 September, kami mendapat pesanan menyiapkan hidangan buka puasa untuk 100 dan 150 orang," kata Fauji.

Setelah bisnis warung pertama itu bisa berkembang, direncanakan segera disusul pembukaan usaha serupa, termasuk peluang sistem waralaba di daerah lainnya, misalnya di Kuta dan Denpasar.

Dedek Warjana dari Bali Exotic Holiday, mengakui bahwa selama ini sering kali kesulitan memenuhi kebutuhan makan rombongan wisatawan dari Jawa dan daerah lainnya, maupun dari Malaysia dan kawasan Timur Tengah.

"Ada sejumlah rumah makan yang menjanjikan hidangan halal, tetapi kapasitasnya kecil. Kehadiran Bakul Kauman akan bisa memudahkan perusahaan agen perjalanan dalam melayani tamu rombongan umat Islam dalam negeri maupun asal negara lain," harapnya di sela-sela mendampingi Sekjen PATA (Pacific Asia Travel Association) kawasan Bali Nusa Tenggara, Ratna Soebrata.

Kesulitan mencari rumah makan yang sesuai selera wisatawan Malaysia, misalnya, pernah dialami saat Konferensi PATA Malaysia di Bali, belum lama ini, sehingga pihak penyelenggara terpaksa mencari juru masak khsus untuk menyajikan hidangan di tempat konferensi di Winna Holiday Kuta.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009