Pariaman (ANTARA News) - Puskesmas Sungai Limau yang terletak di Pasar Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman sejak Rabu malam tak putus melayani pasien yang terluka karena tertimpa reruntuhan rumah akibat gempa.

Gempa tektonik berkekuatan 7,9 pada Skala Richter mengguncang Pariman, Kota Padang, Sumbar, dan sekitarnya pada Rabu sore, menewaskan hampir 500 warga setempat, serta memporak-porandakan ribuan rumah dan berbagai fasilitas umum.

"Ruangan yang ada tak sanggup menampung pasien. Kami sangat butuh bantuan tenda dan tenaga medis untuk melayani banyaknya pasien yang terluka akibat gempa," ujar Kepala Puskesmas Sungai Limau, dr. Yetti Hidayat, kepada ANTARA, Kamis.

Selain pasien yang terluka, Puskesmas ini juga pada Kamis pagi sempat menangani tiga pasien yang merupakan satu keluarga, terdiri dari nenek, anak dan cucu, yang tewas tertimpa reruntuhan rumah. Tiga korban yang merupakan warga Simpang Sungai Limau ini tewas di tempat kejadian.

Menurut dr.Yetti, saat kejadian ketiga korban tak sempat melarikan diri dari rumah mereka yang permanen. Rumah korban rata dengan tanah dan korban saat dibawa ke Puskesmas sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Selain itu satu korban dari Desa Sungai Sirah, Kecamatan Sungai Limau, juga sempat dibawa ke Puskesmas. Ternyata korban juga sudah tidak bernyawa lagi.

Saat ANTARA datang, Yetti juga terlihat serius menangani seorang nenek yang batok kepala sebelah kanannya tak henti mengeluarkan darah akibat tertimpa plafon rumahnya. Nenek ini terlihat tak sadarkan diri.

"Nenek ini koma dan kita butuh segera membawanya ke RSUD. Tapi belum bisa karena pasien lain silih berganti yang harus ditangani. Tenaga kita kurang sekali," ujar Yetti.

Dr.Yetti yang sejak Kamis pagi terlihat bertugas hanya berdua dengan Dr.Andi Muslim, memang sangat kewalahan, karena pasien tak henti-henti datang. Ada yang terluka pada kepala, dada, kaki dan bagian tubuh lain akibat tertimpa reruntuhan rumah. Terlihat sebagian pasien terpaksa digeletakkan di lantai Puskesmas.

"Sebetulnya masih ada beberapa petugas medis kami, tapi karena mereka juga mengalami musibah, sebagian dari mereka rumahnya juga runtuh karena gempa, terpaksa saya dan Dr.Andi saja yang melayani pasien sejak semalam," ujar Yetti.

Rata-rata pasien yang dibawa keluarga ke Puskesmas ini berumur 60 tahun ke atas, dan tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri. Mereka tak sanggup lari keluar rumah saat gempa terjadi. Selain itu mereka rata-rata memang ditinggal sendirian dalam rumah, karena anak atau cucu sedang mencari nafkah atau sedang bermain ketika musibah itu terjadi.

"Kami harap pemerintah Kabupaten Padang Pariaman bisa mendengar keluhan kami tentang pentingnya pengadaan tenda ini, karena kami perkirakan hingga beberapa hari pasien masih akan berdatangan," ujar Yetti.

Selain dari Sungai Limau sendiri, Puskesmas ini juga harus melayani pasien yang datang dari Desa Sungai Sirah, Kampuang Pauah, Padang Alai dan beberapa lainnya. Karena Puskesmas ini letaknya cepat terjangkau, karena berlokasi di pinggir jalan Raya Sungai Limau-Pariaman.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009