Kami sangat bersyukur karena hujan sudah memadamkan semua api di lokasi kebakaran
Meulaboh (ANTARA) - Seluas 24,5 hektare lahan gambut yang sebelumnya terbakar di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya Provinsi Aceh hingga Senin siang sudah padam setelah kawasan ini diguyur hujan lebat sejak Ahad (5/7) malam.

Lokasi kebakaran lahan di Aceh Barat yang padam seluas 10,5 hektare tersebut masing-masing berlokasi di Desa Leuhan dan Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, sedangkan di Kabupaten Nagan Raya berlokasi di Desa Krueng Itam, Kecamatan Tadu Raya.

Baca juga: Ekowisata bantu Desa Karuing jaga alam dan cegah karhutla

“Alhamdulillah, berkah dengan turunnya hujan, lokasi kebakaran lahan gambut di Aceh Barat sudah padam seluruhnya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat DR Mukhtaruddin, Senin di Meulaboh.

Menurutnya, kebakaran lahan yang terjadi sejak pertengahan Juni lalu di daerah tersebut telah menyebabkan lahan perkebunan milik masyarakat ikut terbakar.

Baca juga: Menkopolhukam: Pemerintah sudah baca pemetaan kerawanan karhutla

Diduga, penyebab kebakaran lahan di Aceh Barat, kata Mukhtaruddin, terjadi akibat pembakaran lahan oleh pemilik lahan di saat cuaca kemarau sehingga menyebabkan kebakaran.

Agar musibah serupa tidak lagi terjadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan saat musim kemarau karena sangat berbahaya terjadinya kebakaran lahan.

Baca juga: Menteri LHK perluas peran masyarakat peduli api cegah karhutla

Sementara itu, dari Kabupaten Nagan Raya dilaporkan musibah kebakaran lahan seluas 12 hektare yang terjadi di Desa Krueng Itam, Kecamatan Tadu Raya sejak Ahad hingga Senin siang juga sudah berhasil padam, setelah kawasan itu diguyur hujan.

Sebelumnya, upaya pemadaman api juga melibatkan petugas BPBD Nagan Raya, TNI, Polri, Brimob Nagan Raya, serta masyarakat.

“Kami sangat bersyukur karena hujan sudah memadamkan semua api di lokasi kebakaran,” kata Kepala BPBD Nagan Raya, Mistar yang dihubungi di Suka Makmue.

Meski pun demikian, pihaknya masih tetap waspada dengan musibah kebakaran susulan karena lokasi lahan yang sebelumnya terbakar merupakan lahan gambut yang sangat rawan terjadi kebakaran.

“Lahan yang terbakar ini merupakan lahan milik masyarakat,” kata Mistar menuturkan.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020