Semula kami dijanjikan akan berangkat pada Selasa siang Pukul 11.00 WIB namun tidak jadi, kemudian dijanjikan kapal berangkat Selasa sore juga gagal, bahkan sampai Rabu sore juga kapal belum jelas berangkat atau tidak
Meulaboh (ANTARA) - Ratusan penumpang Kapal Motor Sabuk Nusantara 110 tujuan Sinabang, Pulau Simeulue, Aceh, sejak Selasa hingga Rabu petang masih gagal berangkat dan tertahan di Pelabuhan Calang, Kabupaten Aceh Jaya karena kapal ‘tol laut’ tersebut tidak memiliki bahan bakar minyak (BBM).

Akibatnya, para penumpang yang sebelumnya sudah membeli tiket terpaksa bertahan di dalam kapal karena kapal tersebut tidak memiliki bahan bakar minyak.

“Semula kami dijanjikan akan berangkat pada Selasa siang Pukul 11.00 WIB namun tidak jadi, kemudian dijanjikan kapal berangkat Selasa sore juga gagal, bahkan sampai Rabu sore juga kapal belum jelas berangkat atau tidak,” kata Yoli (26) seorang penumpang KM Sabuk Nusantara 110 asal Kota Banda Aceh di Pelabuhan Calang, Rabu petang.

Ia mengaku sudah berada di Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, sejak Selasa pagi dan bersiap berangkat ke Pulau Simeulue, Aceh.

Namun karena gagal berangkat ia terpaksa bermalam bersama sejumlah penumpang lainnya karena kapal ternyata tidak memiliki BBM.

Sementara itu Kepala Syahbandar Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, diwakili Pejabat Pembuat Komitmen, Azwana Amru Harahap yang dikonfirmasi terpisah, Rabu, membenarkan kalau KM Sabuk Nusantara 110 tidak bisa berangkat karena tidak memiliki BBM.

"Karena ada kesalahan sistem pembayaran pihak operator kapal sehingga pihak pertamina tidak bisa proses DO (delivery order) nya," kata Amru.

Ia berjanji kapal yang akan berangkat ke Pulau Simeulue, Aceh tersebut akan diberangkatkan pada Rabu malam setelah BBM yang dipesan di Pertamina tiba di Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, katanya.

Baca juga: Kemenhub umumkan penghargaan untuk pendukung tol laut

Baca juga: Pemerintah diminta kembangkan pelabuhan "feeder" maksimalkan tol laut

Baca juga: Kemenhub: Butuh dukungan pemda tingkatkan muatan balik tol laut

 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020