tenaga medis yang membuka penutup kepala tersebut, memiliki risiko tinggi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang mengembangkan stetoskop digital, yang diberi nama "Inoscope", untuk memberikan perlindungan kepada tenaga medis di masa pandemi virus corona atau COVID-19.

Direktur RSUD Saiful Anwar Malang dr Kohar Hari Santoso mengatakan, inovasi tersebut muncul karena ada kesulitan dari para petugas medis untuk menggunakan stetoskop, saat menggunakan alat pelindung diri (APD) level 4 di Instalasi COVID-19 dan Infeksius Terpadu (INCOVIT).

Penggunaan APD menutupi seluruh kepala, dan tubuh. Sehingga, apabila hendak melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, harus menempelkan eartips ke telinga, yang artinya membuka penutup kepala, kata Kohar, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis.

"Para tenaga medis yang membuka penutup kepala tersebut, memiliki risiko tinggi terpapar virus corona akibat adanya droplet, atau mikro droplet, yang tersembur dari pasien ke media stetoskop yang dipergunakan," katanya.

Menurut Kohar, dengan adanya inovasi Inoscope tersebut, diharapkan bisa membantu para tenaga medis untuk meminimalkan transmisi COVID-19, pada saat melakukan pemeriksaan kepada pasien.

Baca juga: Pemerintah didesak rancang litbang kemandirian obat

Baca juga: Menristek ingin inovasi kesehatan tingkatkan kualitas hidup masyarakat


Cara kerja Inoscope berbeda dengan stetoskop pada umumnya. Inoscope akan melakukan perekaman denyut jantung, hingga nafas pasien. Suara denyut jantung dan nafas pasien itu, ditangkap oleh mikrophone, yang akan terhubung ke aplikasi pada telepon pintar.

Selain itu, Inoscope memiliki sampling suara yang tinggi dengan built in filter pada alat tersebut. Sampling suara tidak akan menggunakan filter digital pada telepon pintar, yang menyebabkan sampling rendah dan mengurangi kejelasan.

Petugas medis bisa mendengarkan suara jantung dan nafas pasien, melalui aplikasi yang terinstal di telepon pintar. Saat ini, inovasi tersebut masih dalam tahap pengembangan dan harus melalui proses validasi sebelum dipergunakan secara resmi.

Ketua Tim Pengembangan dan Validasi Inoscope dr Susanthy Djajalaksana menambahkan dengan penggunaan Inoscope, diharapkan mampu mengurangi risiko petugas medis terpapar COVID-19.

“Diharapkan dengan penggunaan alat ini dapat mengurangi transmisi dan kontak dengan pasien sehingga mendapatkan hasil pemeriksaan yang valid tanpa perlu berlama-lama kontak dengan pasien," kata Susanthy.

Pengembangan stetoskop digital tersebut, melibatkan tim gabungan yang terdiri dari dokter spesialis dari SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUD Saiful Anwar,dan tim pakar informatika medis diketuai Wahyu Teja Kusuma.

Baca juga: IndoHCF ajak inovator kesehatan berkontribusi tangani COVID-19

Baca juga: Tingkatkan manfaat pertanian-kesehatan, Kemenperin pacu inovasi AMMDes

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020