Jakarta (ANTARA) - BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk menargetkan perolehan kontrak baru pada 2021 bisa tumbuh sekitar 20 persen dibandingkan perolehan kontrak baru tahun 2020 ini.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson dalam paparan publik virtual, Selasa, mengaku optimis omzet kontrak bisa tumbuh karena sejumlah kondisi, diantaranya program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terus berjalan serta anggaran infrastruktur yang mencapai Rp414 triliun.

"Untuk omzet kontrak, dengan kondisi yang saya sampaikan, kira-kira masih bisa tumbuh untuk perolehan omzet kontrak kurang lebih antara 20 persen," katanya.

Hingga November 2020, emiten berkode saham ADHI itu telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp17,3 triliun. Menurut Entus, saat ini bahkan sudah ada kenaikan nilai kontrak baru sekitar Rp18 triliun.

"Jika dibanding 2019, ini (perolehan kontrak baru 2020) ini juga di atasnya (melebihi), tumbuh kurang lebih 40 persen," katanya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima, target kontrak baru 2021 rencananya didominasi dengan sumber proyek pemerintah sebesar 70 persen. Sedangkan, pencapaian kontrak pada masing-masing lini bisnis masih didominasi dari kontrak jasa konstruksi yang mencapai 80 persen dari keseluruhan kontrak dengan sisanya berasal dari lini bisnis energi EPC, beton pracetak, dan properti.

Perseroan juga menyatakan pencapaian laba bersih 2021 masih belum dapat sepenuhnya pulih dari keadaan di tahun 2019 atau sebelum masa pandemi Covid-19. Namun, ADHI merencanakan akan tetap ada peningkatan dari tahun 2020.

Sementara itu, penetapan target belanja modal (capital expenditure) direncanakan sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun pada tahun 2021.

Baca juga: IPO anak usaha Adhi Karya tertunda karena pandemi

Baca juga: Adhi Karya raih kontrak baru Rp17,3 triliun hingga November 2020


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020