Hubungan organisasi dan lingkungan dapat dijelaskan dengan teori kontingensi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor sekaligus dari bidang ilmu berbeda di penghujung tahun 2020, yakni Prof Dr Kusdi dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Prof Dr As'ad Munawir dari Fakultas Teknik (FT).

Guru Besar ke-273 dan ke-274 dari keseluruhan profesor yang dihasilkan UB tersebut, dikukuhkan dalam rapat senat terbuka UB yang dilangsungkan di Gedung Widyaloka kampus setempat, Selasa.

Dalam pidato ilmiah pengukuhannya, Prof Dr Kusdi yang dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) itu mengemukakan teori organisasi telah mengalami pergeseran.

Pergeseran tersebut, kata Kusdi, dari perspektif modern ke postmodern, dari organisasi sebagai sistem tertutup ke sistem terbuka, dan dari organisasi dipandang sebagai mesin menjadi organisasi yang diibaratkan makhluk hidup dan kolase.

"Hubungan organisasi dan lingkungan dapat dijelaskan dengan teori kontingensi dan teori ketergantungan sumber daya (resource dependency theory)," katanya.

Baca juga: Universitas Brawijaya tetap lakukan pembelajaran daring semester depan

Baca juga: Universitas Brawijaya tambah dua profesor sekaligus

Penekanan pertama adalah ketika merancang struktur organisasi harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi, di antaranya teknologi yang digunakan, sedangkan teori yang kedua lebih fokus pada lingkungan sebagai penyedia sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi bisnis (perusahaan).

Menurut dia, perubahan lingkungan secara radikal menuntut perusahaan untuk menjadi lebih ramping (lean) dan harus lincah (agile).

Sementara itu, Prof Dr As'ad Munawir yang dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Geoteknik mengemukakan pesatnya pembangunan di bidang geoteknik telah memberikan sumbangsih besar pada kemajuan peradaban bangsa ini.

Pertumbuhan ini mempengaruhi laju urbanisasi penduduk, dimana pembangunan konstruksi semakin meningkat sedangkan lahan yang tersedia semakin berkurang.

Hal ini turut andil dalam menimbulkan kerawanan longsor pada lereng, baik yang terpotong secara alami maupun buatan. Tentu saja tantangan ini menuntut inovasi sebagai solusi yang aplikatif bagi masyarakat.

Untuk menanggulangi permasalahan yang timbul pada lereng, berbagai metode mitigasi dapat diterapkan untuk mencegah dan menghindari bencana tanah longsor.

"Secara umum, metode yang dapat dipilih adalah penggunaan metode cut and fill, removal and recompaction tanah lereng, pemasangan walls/retained structure, atau penggunaan bahan perkuatan geosintetik," ucapnya.

Baca juga: Peneliti Unbraw: Edukasi pintu masuk efektif cegah stunting

Baca juga: Universitas Brawijaya kukuhkan dua profesor

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020