Jakarta (ANTARA) - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Fadhil Imran menyambangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk memantau jalannya proses identifikasi sekaligus memberikan kekuatan moril kepada keluarga korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182.

Berdasarkan pantauan, Fadil beserta rombongan tiba di RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 16.30 WIB. Dia lalu menuju posko ante mortem untuk melihat jalannya proses identifikasi data fisik korban.

Fadhil berada di dalam posko ante mortem sekitar 10 menit. Sesaat sebelum meninggalkan posko, mantan Kapolda Jawa Timur itu menyapa sejumlah keluarga korban.

Baca juga: RS Polri terima satu kantong jenazah diduga korban Sriwijaya Air

"Bapak dan Ibu tenang, kami akan layani satu per satu," ujar Fadhil kepada salah seorang keluarga korban yang tengah menunggu di posko ante morfem.

Fadhil meninggalkan RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 16.50 WIB. Namun, sejumlah pejabat tinggi Polri nampak masih berada di lokasi.

Di antaranya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, dan Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Asep Hendradiana.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Baca juga: RS Polri terima 12 data keluarga korban Sriwijaya Air

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).

Baca juga: Korban Sriwijaya Air miliki bayi berusia tujuh hari
Baca juga: RS Polri buka "hotline" fasilitasi keluarga korban SJ-182

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021