P3M ini menjadi solusi dan jawaban dari mimpi kita agar pondok pesantren bisa mandiri
Pontianak (ANTARA) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat meluncurkan Gugus Kerja Program Pemberdayaan Pesantren Mandiri (P3M) sebagai langkah nyata mengonsolidasi potensi dan sumberdaya seluruh elemen NU Kalimantan Barat untuk membangun kemandirian pesantren dan keberdayaan umat.

“Kita memiliki potensi SDM dan lainnya serta lembaga yang besar dan luas. Hanya saja belum terintegrasi dan digali maksimal. Untuk itulah hadir P3M untuk mengonsolidasi potensi dan sumber daya yang ada untuk bersama-sama berkhidmat membangun kemandirian pesantren dan keberdayaan umat,” ujar Ketua Gugus Kerja P3M, Hermawansyah saat peluncuran di Kantor PWNU Kalbar di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan bahwa saat ini masalah umat jami’iyah NU pada umumnya secara klasik sama dengan yang dihadapi masyarakat, yakni menyangkut kapasitas SDM dan kemiskinan. Upaya pendidikan umat sudah menjadi khittah NU melalui pondok pesantren.

Baca juga: Agar berkualitas, ponpes di Kalbar diajak sempurnakan sistem manajemen

“Sementara agenda pengentasan kemiskinan umat yang perlu dijawab dengan usaha terencana, sistematis dan terintegrasi dan satu di antaranya P3M. Sehingga dalam jangka panjang dapat menopang upaya untuk membangun kemandirian pesantren,” kata dia.

Ia mengatakan program dan kegiatan dari kementerian atau lembaga pemerintah, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya selama ini telah banyak bekerjasama dengan pesantren secara langsung. Namun belum terkonsolidasi dengan baik, sehingga tidak dapat diukur kontribusinya terhadap agenda strategis pemerintah.

“Misalnya agenda pengentasan kemiskinan, kemandirian pangan, pencegahan stunting, pencegahan Karhutla dan restorasi gambut, desa mandiri, SDGs desa, dan lain sebagainya. Karena itu, seyogyanya pesantren dengan potensi dan kapasitas kekhususannya masing-masing dapat berperan aktif dalam pencapaian target program prioritas pemerintah,” katanya.

Baca juga: Negara harus hadir bantu pesantren hadapi era normal baru

Ia menyebutkan langkah yang diambil melalui P3M yakni menyediakan panduan program dan kegiatan pemberdayaan pesantren secara terencana, sistematis dan terintegrasi, serta berorientasi jangka panjang menuju kemandirian pesantren.

Kemudian melakukan fasilitasi dan pendampingan kerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak yang memiliki irisan program dan kegiatan berbasis pesantren.

“Kami juga akan membuat forum konsolidasi bersama lembaga dan badan otonom NU dalam membangun sinergi, kolaborasi dan integrasi agenda pemberdayaan pesantren dan menyediakan layanan dan pendampingan pengembangan kapasitas pesantren sebagai institusi yang swadaya dan mandiri,” kata dia.

Baca juga: Global Wakaf ACT-YP3I salurkan bantuan untuk Jatim melalui pesantren

Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Kalbar, KH Sahrul Yadi mengatakan bahwa P3M bisa menjadi jawaban sekaligus solusi terhadap persoalan di pondok pesantren terutama dalam hal ekonomi.

“P3M ini bisa menjadi solusi dan jawaban dari mimpi kita bersama agar pondok pesantren bisa mandiri. Soal ekonomi hajat mendasar. Untuk itu pesantren harus mandiri. Soal konsumsi pengeluarannya sangat besar dan itu harus bisa diatasi dengan kemandirian,” kata dia.

Ia menyebutkan saat ini di Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah di luar Jawa yang memiliki sebaran pesantren cukup besar, khususnya yang menjadi jami’iyah organisasi NU. Data Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Barat menyebutkan bahwa terdapat 251 pondok pesantren

“Sebaran Pesantren terbanyak adanya di Kabupaten Kubu Raya dengan 73 pesantren, Mempawah sejumlah 72 pesantren, dan Kota Pontianak 26 pesantren,” kata dia.

Baca juga: 361 santri tahfiz di Aceh diberikan beasiswa berkelanjutan

Baca juga: ACT Sumbar beri bantuan biaya hidup untuk 50 guru pesantren Al-Barkah

Pewarta: Dedi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021