nanti bisa memantau titer antibodi
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan alat tes pengukur titer atau jumlah antibodi yang dihasilkan setelah diberikan vaksin COVID-19

"Rapid test (tes cepat) dilanjutkan tapi bukan rapid test antibodi seperti biasa, tetapi kita mengarah pada pengukuran antibodi secara kuantitatif jadi kita nanti bisa memantau titer antibodi setelah vaksinasi," kata Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Soni Solistia Wirawan dalam dalam konferensi pers Outlook BPPT 2021 dan Capaian BPPT 2020, Jakarta, Kamis.

Soni menuturkan BPPT juga akan melanjutkan pengembangan produk penanganan COVID-19 dari tahun 2020 untuk semakin ditingkatkan di 2021 seperti ventilator ICU yang masih dibutuhkan dalam negeri dan laboratorium biosafety level (BSL) 2.

Baca juga: BPPT: Covid Track lindungi tenaga medis dari penularan COVID-19

Selain itu, BPPT juga akan membuat imunomodulator dari herbal untuk peningkat daya tahan tubuh yang dibutuhkan terutama pada masa pandemi COVID-19.

Pada 2020 BPPT telah menghasilkan sejumlah produk hasil riset untuk penanganan COVID-19 yang mendukung penguatan 3T (testing, tracing, treatment).

BPPT juga telah mengembangkan aplikasi dan database untuk membantu penanganan COVID-19 yakni aplikasi kecerdasan artifisial untuk deteksi COVID-19 berbasis data X-Ray dan CT Scan, 14 data pengurutan genom virus penyebab COVID-19 yang dikumpulkan ke GISAID, Pantau COVID-19, dan Covid Track.

Untuk penguatan aspek pelacakan (tracing), produk yang dihasilkan adalah alat tes cepat COVID-19 yakni RDT RI-GHA COVID-19 untuk deteksi IgG/IgM, yang merupakan kerja sama BPPT, Universitas Gadjah Mada, Hepatika dan Universitas Airlangga; dan RDT iCOVID-19 untuk deteksi IgG/IgM yang merupakan hasil kerja sama BPPT, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran, dan Pakar Biomedika.

Baca juga: BPPT kembangkan aplikasi PC-19 lacak suspek COVID-19

Pada penguatan aspek pengujian (testing), produk yang dihasilkan meliputi reagen PCR test kit BioCOV-19 dan mBioCOV-19 sebagai hasil kerja sama BPPT, Nusantics, dan PT Bio Farma; lab mobile BSL 2 varian kontainer, trailer dan bus, sebagai hasil kerja sama BPPT, Kementerian Riset dan Teknologi, ITB, Institut Pertanian Bogor, IAIS, Bio Farma, Unisba, Kementerian Kesehatan, Asosiasi Bio Resiko, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan TNI Angkatan Darat.

Kemudian, prototipe biosensor SPR untuk deteksi langsung virus penyebab COVID-19 yang merupakan hasil kerja sama BPPT, ITB, dan Universitas Padjadjaran.

Untuk penguatan aspek pengobatan (treatment), produk yang dihasilkan adalah ventilator dan produksi beberapa sarana kesehatan berupa alat penyanitasi tangan, desinfektan, mobile hand washer, face shield dan Biskuneo.

Baca juga: BPPT operasionalkan "Mobile Laboratory Biosafety Level 2" di Jombang
Baca juga: Perangkat tes cepat BPPT sudah diproduksi 100 ribu unit

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021