Mentok, Babel (ANTARA) - Memaknai berbagai keterbatasan di tengah pandemi COVID-19 dengan cara pandang berbeda sedang dilakukan para pemuda di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, agar daerah itu semakin siap bersaing dalam memanfaatkan peluang pasar pariwisata setelah pandemi berakhir.

Pembatasan berbagai kegiatan berkumpul dan perjalanan luar daerah dirasakan dampaknya oleh seluruh negeri. Kenyataan ini merupakan titik awal atau titik nol yang perlu dimaknai secara positif.

"Selama pandemi kita manfaatkan untuk persiapan dan mengatur strategi agar nanti setelah pandemi mampu bersaing dalam sektor pariwisata, minimal di tingkat regional dan nasional," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno.

Selama pandemi berlangsung, banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pemerintah daerah setempat untuk menyedot wisatawan, baik kegiatan rutin dalam pelestarian budaya, kesenian, dan berbagai kegiatan tradisional.

"Dampak pandemi dirasakan di seluruh negeri, bahkan internasional dan ini merupakan kesempatan kita untuk berbenah, mulai dari dalam agar nantinya semakin siap memenangkan persaingan," ujarnya.

Berbagai persiapan yang dilakukan Pemkab Bangka Barat untuk menyedot wisatawan berkunjung ke ujung barat Pulau Bangka pascapandemi, antara lain dengan membangun desa wisata baru yang memiliki berbagai keunikan yang saling melengkapi.

Desa wisata jamak dibangun di berbagai daerah di Indonesia sebagai salah satu daya tarik wisatawan, begitu juga di Bangka Barat yang saat ini sudah terbentuk sebanyak 11 desa wisata baru dengan berbagai keunikan dan kekhasan.

"Sebanyak 11 desa sudah siap dan telah terbentuk kelompok pengelola yang sebagian besar perannya dilakukan pemuda, baik yang berbentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), karang taruna atau badan usaha milik desa (BUMDes)," kata Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Romi'at.

Kelompok pengelola tersebut sudah terbentuk pada tahun sebelumnya dan sudah diberikan pelatihan keterampilan dalam pengelolaan desa wisata dan tahun ini akan didampingi agar maksimal dalam mengembangkan potensi desa masing-masing.

Sebanyak 11 desa tersebut selama ini serius dan siap bergerak untuk menjadi desa wisata berbasis potensi sumber daya alam dan budaya lokal yang dimiliki desa masing-masing.

"Kawan-kawan di desa sudah mulai bergerak menyiapkan berbagai destinasi wisata desa dan mendapat dukungan penuh dalam penganggaran melalui pemerintah desa masing-masing," katanya.

Sebanyak 11 desa tersebut, antara lain Desa Airputih dengan potensi Pantai Tanjungular dan keragaman budaya, Desa Airbelo dengan potensi Bukit Kukus, Belolaut memiliki wisata andalan kuliner, pantai dan mangrove Tanjungpunai, Kapit dengan potensi pantai dan mangrove, Desa Teluk Limau kaya potensi hutan mangrove dan pantai.

Selanjutnya, Desa Bakit memiliki potensi pantai dan kuliner, Aairlimau mengembangkan wisata edukasi berbasis lingkungan dan budaya, Kelabat memiliki objek utama batu granit Belimbing, Jebulaut dengan objek andalan pantai, dan Desa Penganak yang selama ini sudah cukup terkenal memiliki kawasan pantai yang dikelola sejumlah pokdarwis di desa setempat.

"Selama pandemi berlangsung, kami terus mematangkan berbagai persiapan, seperti pembenahan objek, pengelolaan, dan penguatan pemasaran agar pascapandemi bisa langsung bergerak bersama-sama," katanya.

Sebagai langkah awal, pemkab bersama pokdarwis fokus membidik wisatawan lokal dan regional selama pandemi COVID-19 berlangsung.

"Untuk membidik wisatawan Nusantara dan mancanegara masih sulit karena berbagai kebijakan terkait penanganan pandemi, saat ini kami akan memaksimalkan kunjungan wisatawan sekitar agar perekonomian masyarakat tetap bergerak, namun tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai aturan yang ada," katanya.


Gerakan ekonomi kreatif

Guna mendukung gerakan bersama membangkitkan pembangunan kepariwisataan, Pemkab juga terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para pelaku ekonomi kreatif lokal.

"Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor baru yang saat ini sudah mulai tumbuh, namun belum banyak yang terlibat," kata Plt Kadisparbud Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno.

Sektor ekonomi kreatif selama ini belum tersentuh langsung oleh pemerintah setempat karena berbagai keterbatasan, namun mulai awal tahun lalu pemkab sudah melakukan pendataan usaha yang masuk dalam kategori ekonomi kreatif.

"Pendataan agar nantinya tidak rancu dengan gerakan kawan-kawan dari UMKM dan IKM dalam pendampingan dan pembinaan," katanya.

Selain terjun langsung ke lapangan, Disparbud Bangka Barat akan mengusulkan dibentuknya bidang baru, yaitu Bidang Ekonomi Kreatif, agar bisa lebih fokus dalam membangun sektor potensial tersebut.

Sektor usaha ekonomi kreatif, seperti perfilman, periklanan, industri musik, pameran, festival, desain, arsitektur dan lainnya, selama ini sudah mulai bergerak dan cukup digemari masyarakat setempat, khususnya generasi muda.

"Kreativitas para pemuda ini kami yakini ke depan akan mampu bersaing di pasar nasional dan internasional. Pelaku usaha ekonomi kreatif di Bangka Barat sudah ada beberapa yang terbukti mampu bersaing, bahkan unggul di dalam beberapa bidang tersebut," katanya.


Promosi wisata

Sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam membangun kepariwisataan di daerah itu, beberapa hari lalu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangka Barat melakukan kerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Bangka Barat untuk bersama-sama melakukan promosi wisata guna meningkatkan jumlah kunjungan.

"Peluang sektor pariwisata masih sangat potensial dikembangkan. Kami berharap jaringan yang ada dalam organisasi KNPI bisa berperan aktif membantu pemerintah menggerakkan sektor pariwisata daerah," kata Bambang Haryo.

Pembangunan sektor pariwisata tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, namun harus banyak pihak yang terlibat, khususnya generasi muda yang memiliki ide dan kreativitas kekinian.

Pariwisata merupakan sektor yang sangat menarik dikembangkan dan perlu melibatkan banyak pihak agar semakin berkembang, mulai dari pola pengembangan objek wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner dan lainnya yang ada di daerah itu.

"Pertemuan dengan para pengurus KNPI Kabupaten Bangka Barat hari ini kami harapkan bisa menyamakan paradigma kepariwisataan agar pembahasan tidak terkunci hanya dalam kawasan atau destinasi, namun membangun kepariwisataan secara luas yang bisa melibatkan banyak pihak, bahkan seluruh masyarakat bisa merasakan manfaatnya," katanya.

Dalam pengertian itu, Kabupaten Bangka Barat, khususnya Mentok sebagai salah satu kota pusaka di Indonesia, memiliki banyak objek dan arti penting objek bangunan bersejarah yang ada di daerah itu.

"Arti penting objek ini merupakan potensi yang bisa menjadi daya tarik wisatawan, kami berharap para pemuda mulai ada yang berminat ke arah itu dan ke depan bisa menjadi agen atau pelaku usaha wisata di daerah ini," katanya.

Bambang menyadari saat ini sektor pariwisata belum memiliki andil besar dalam perekonomian masyarakat yang masih didominasi dari sektor pertambangan, namun jika digarap serius dan melibatkan banyak pihak diyakini beberapa tahun ke depan pariwisata bisa menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat setempat.

Ketua DPD KNPI Kabupaten Bangka Barat Riandi mengatakan siap membantu berbagai gerak pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah daerah, khususnya dinas pariwisata dan kebudayaan.

"Jaringan anggota KNPI saat ini sudah ada hingga tingkat kecamatan dan desa, kerja sama ini menjadi potensi strategis dalam membangun desa wisata yang nantinya juga akan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.
Ketua DPD KNPI Kabupaten Bangka Barat Riandi. (ANTARA/ Donatus Dasapurna)

Selain kekuatan jaringan anggota organisasi, KNPI daerah itu saat ini juga sudah cukup aktif dalam jaringan media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk membantu promosi wisata daerah.

Baca juga: Aktivitas Pelabuhan Tanjungkalian alternatif hiburan anak-anak

"Kekuatan jaringan yang sudah ada dari tingkat lokal hingga nasional ini yang akan kami manfaatkan untuk mengenalkan potensi wisata yang ada di Bangka Barat," katanya.

Selain itu, pola promosi wisata melalui berbagai kegiatan organisasi di tingkat regional dan nasional juga akan dilakukan agar Bangka Barat semakin dikenal dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke ujung barat Pulau Bangka itu.

"Ini merupakan salah satu bentuk sinergisitas antara pemuda dengan pemkab, ruang dan kesempatan ini akan kami manfaatkan agar KNPI dan pemuda bisa ikut menggerakkan pembangunan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.

Keterlibatan KNPI dan pemuda di daerah itu selain untuk membantu memulihkan ekonomi nasional juga untuk meningkatkan kesadaran generasi muda untuk bergerak dan bermanfaat.

Baca juga: Menikmati berbuka di Pantai Tanjungkalian

Berdasarkan data dari Polres bangka Barat, pada 2020 jumlah tindak kriminal yang terjadi di daerah itu sebanyak 206 perkara atau naik sekitar tujuh persen dibandingkan tahun sebelumnya 199 perkara.

Untuk tindak pidana penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (narkoba) mencapai 21 kasus yang sebagian besar pelaku merupakan usia produktif.

"Sebagian besar pelaku tindak pidana merupakan usia produktif, kami berharap dengan adanya ruang, kepercayaan dan kesempatan yang diberikan bisa ikut andil dalam mengurangi risiko tersebut," kata Riandi.

Semangat menggebu pemuda akan semakin kreatif dengan adanya ruang, dukungan dan pendampingan diharapkan mampu bersaing secara positif dengan tetap mengedepankan budaya setempat.

Baca juga: Bangka Belitung, "surga" di barat Indonesia

Pandemi COVID-19 yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam setahun ke depan merupakan kesempatan baik untuk bersama-sama menyiapkan diri, khususnya generasi muda, agar semakin kreatif dalam mengelola dan mengoptimalkan potensi yang ada.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021