Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengatakan sebanyak 12.000 mahasiswa yang berasal dari 14 perguruan tinggi konvensional, baik negeri maupun swasta mengambil mata kuliah di UT.

“Ada sebanyak 12.000-an mahasiswa dari PTN maupun PTS yang mengambil mata kuliah di UT terutama mata kuliah umum seperti bahasa Indonesia, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan,” ujar Ojat dalam webinar UT Hongkong “Memaknai Peran Mahasiswa UT Luar Negeri Dalam Kampus Merdeka” yang dipantau di Jakarta, Ahad.

Ojat menambahkan bahwa langkah merupakan terobosan yang baik dan pihaknya membuka pintu lebar-lebar agar semuanya bisa mendapatkan pembelajaran secara daring.

“Saat ini UT diberikan amanah oleh Kemendikbud untuk menyukseskan Indonesian cyber institute atau UT Siber. UT Siber merupakan marketing gallery pembelajaran daring,” ucap Ojat.

Baca juga: Rektor tegaskan ijazah UT memiliki civil effect seperti PTN lainnya

Baca juga: UT serahkan ijazah sarjana kepada 21 pekerja migran di Taiwan


Nantinya, PTN maupun PTS yang melakukan pembelajaran secara daring akan menggunakan pelantar atau platform UT siber tersebut. Ojat berharap, hal itu dapat memberikan manfaat bagi pendidikan tinggi di Tanah Air.

“Terkait Kampus Merdeka : Merdeka Belajar, UT telah menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan daring di Tanah Air. Sejak akhir 2017 hingga saat ini, teman-teman perguruan tinggi merapat ke UT untuk belajar bagaimana mengelola pendidikan jarak jauh (PJJ),” kata dia.

Semangat berbagi untuk kemajuan pendidikan tinggi di Tanah Air tersebut itu pula sangat bermanfaat. Terutama pada masa pandemi COVID-19, agar hilangnya kesempatan belajar atau learning loss tidak terjadi.

Untuk mengatasinya, semua materi kuliah di UT dapat diakses gratis oleh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan hingga masyarakat.

“Kita berikan semua agar seluruh bahan ajar dapat dimanfaatkan dengan baik,” ujar dia.*

Baca juga: UT sebut 312.236 mahasiswa ikuti UAS dengan skema THE

Baca juga: UT pastikan mahasiswa tidak dirugikan akibat kendala teknis ujian


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021