Surabaya (ANTARA) - Tim gabungan dari berbagai unsur melanjutkan pencarian terhadap korban hilang akibat tanah longsor di Kabupaten Nganjuk yang tercatat sampai saat ini masih terdapat 16 orang.

"Pagi ini terpantau cuaca cerah berawan dan tim melanjutkan pencarian dan semoga segera membuahkan hasil," ujar Plt Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Yanuar Rachmadi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin.

Tanah longsor di Kabupaten Nganjuk dipicu hujan dengan Intensitas sedang sampai tinggi pada Minggu (14/2) sekitar pukul 15.00 WIB sampai 19.00 WIB hingga mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos pada pukul 18.00 WIB.

Baca juga: Empat dari korban longsor yang hilang di Nganjuk ditemukan

Dari 20 warga yang dinyatakan hilang, empat orang sudah ditemukan, yang masing-masing dua orang dalam keadaan selamat, tapi mengalami luka di kaki, sedangkan dua orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Ke-16 data untuk orang yang belum ditemukan yakni Pak Mur, Parmin, Sita, Putra, Yono, Umi, Dimas, Endra, Mbah Darimon, Muriyam, Sunar, Prastyo, Rama, Reihan, Yatemo dan Yatini.

Dari hasil koordinasi dengan pihak terkait, saat ini dibutuhkan logistik atau peralatan untuk keluarga mulai anak-anak hingga dewasa, serta alat berat (eksavator).

Sementara itu, pos pengungsian berada di halaman rumah dan joglo kediaman Kepala Desa Ngetos yang saat ini ditempati sebanyak 147 jiwa.

"Posko pengungsian di rumah Pak Kades di Dusun Selopuro RT 01 - RW 06, Desa Ngatos," kata Yanuar.

BPBD Nganjuk, kata dia, telah melakukan upaya bersama TRC, relawan dan pemerintah melakukan pendataan di lokasi kejadian, mengevakuasi warga, menyediakan pos pengungsian dan penanganan korban luka.

Baca juga: BNPB sebut bencana longsor di Nganjuk dipicu intensitas hujan tinggi
Baca juga: Dua warga Ngetos-Nganjuk korban longsor ditemukan meninggal

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021