saya minta mengembangkan juga cerita dengan berbasis suara
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan akan mendorong penguatan literasi masyarakat Indonesia melalui penguatan peran perpustakaan.

"Saya telah menginstruksikan jajaran di kantor pusat dan di Unit Pelayanan Teknis (UPT) di berbagai pelosok Tanah Air, agar menyediakan dan memanfaatkan ruang terbatas yang ada untuk menyediakan perpustakaan," ujarnya saat menjadi nara sumber pada Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2021 secara virtual di Jakarta, Senin.

“Kemensos menjadi bagian dari usaha bersama menjadikan perpustakaan sebagai gudang ilmu bagi siapapun yang ingin mengubah masa depannya," ujarnya saat menjadi nara sumber pada Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2021 secara virtual di Jakarta, Senin.

Risma meyakini melalui buku-buku yang disediakan perpustakaan, akan memberikan berkontribusi penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.

Risma mencontohkan pada masa kepemimpinannya menjadi Wali Kota Surabaya, dia melihat langsung dampak positif adanya perpustakaan di lingkungan para ibu yang mengantar jemput anaknya sekolah.

"Dulu di Surabaya, sambil mengantarkan anak-anak sekolah, ibu-ibu bisa membaca buku di perpustakaan. Lama-lama mereka bisa punya keterampilan, bikin kue, kerajinan tangan, menanam hidroponik, ternak ikan, dan lainnya,” kata dia.

Baca juga: Mensos Risma semangati para pustakawan agar tidak merasa rendah diri

Baca juga: Perpusnas perkuat budaya literasi wujudkan masyarakat berkarakter


Selain itu, di internal Kementerian Sosial, Risma mendorong jajarannya untuk memastikan para penerima manfaat mendapatkan referensi yang tidak hanya baik, namun juga mendukung pengembangan SDM mereka.

Misalnya untuk penyandang disabilitas netra, Risma mendorong kerja sama dengan Perpustakaan Nasional dan memerintahkan jajarannya agar tidak hanya menyediakan buku braille bagi penerima manfaat.

“Jangan hanya braille. Tapi saya minta mengembangkan juga cerita dengan berbasis suara. Dengan kemasan menarik, saya yakin mereka akan semakin berkembang. Dan saya yakin, di balik keterbatasan mereka, ada kelebihan,” ujar Risma.

Dia tidak ingin para penyandang disabilitas netra hanya diidentikkan dengan profesi tukang pijat. Oleh karenanya, ia yakin mereka sejatinya punya banyak potensi yang tidak kalah hebat dibandingkan dengan mereka yang sempurna secara fisik.

Terakhir, Risma mengajak semua elemen masyarakat, untuk mendorong anak-anak membaca buku. Dengan membaca buku, anak-anak bisa mengembangkan imajinasinya.

“Kalau ingin anak-anak kita kreatif, inovatif, baca lebih banyak buku lagi. Mereka kalau baca nanti akan diimajinasikan. Ini bisa mendorong kreativitas dan inovasi,” ujar dia.

Baca juga: Perpustakaan Nasional dorong Kalteng perbanyak buku konten lokal

Baca juga: Tepis kilah buku sulit diakses lewat perpustakaan digital

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021