Terima kasih kepada para donatur IZI Riau, saya doakan semoga selalu diberikan kelancaran rezeki. Saya yakin anak saya kuat, jadi saya harus lebih kuat dari anak saya agar dia segera sembuh
Pekanbaru (ANTARA) - Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Provinis Riau, sebuah lembaga sosial penghimpun zakat membantu pengobatan Nashwa Ghania Munfiah (3), bayi di bawah lima tahun (balita) yang menderita penyakit meningitis (radang selaput otak).

"Bantuan yang diberikan berupa dana tunai sebesar Rp4 juta itu bisa dimanfaatkan orang tua Nashwa membayar hutang di rumah sakit dia dirawat serta membeli vitamin, semoga Nashwa segera sembuh," kata Pelaksana Program IZI Perwakilan Riau, Ghofur, di Pekanbaru, Rabu.

Dia mengatakan Nashwa Ghania Munfiah harus dirawat di RSUD Arifin Ahmad Pekanbru  karena mengalami nyeri hebat pada kepalanya, sehingga divonis menderita penyakit radang selaput otak sejak Januari 2021.

Ia menyebutkan meningitis merupakan infeksi langka yang menyerang sumsum tulang belakang pada kepala. Saat dikunjungi Tim IZI Riau, Rabu (24/3) di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru kondisi Nashwa terlihat memrihatinkan.

"Karenanya kita berharap bantuan ini mampu memenuhi kebutuhan Nashwa selama di rumah sakit, mengangsur hutang dan juga untuk membeli obat-obatan yang hanya tersedia di luar RSUD tersebut," katanya.

Ghofur menambahkan belum mengetahui kapan Nashwa akan sembuh, namun balita tersebut masih membutuhkan do’a dan uluran tangan  untuk membantu biaya pengobatan hingga pelunasan hutang ibunya.

Menurut Yurike ibu Nashwa, penyakit langka yang diderita anaknya itu telah menyebabkan sang anak kehilangan penglihatannya.

"Saya asli orang Indragiri Hulu, Desa Air Molek, sebelumnya Nashwa dirawat di RSU Pematang Rebah. Begitu tahu anak saya divonis meningitis akhirnya saya bawa ke Pekanbaru untuk berobat, yang awalnya itu saya bawa dia ke RS Hermina," kata Yurike.

Ia mengatakan balita Nashwa sempat menjalani pengobatan kurang lebih selama sepekan di RS Hermina, dan dirinya harus membayar total semua biaya pengobatan sebesar Rp68.000.000.

"Saya tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan, maka biaya berobatnya jadi mahal," kata Yurike.

Karena keterbatasan ekonomi dan jauh dari sanak saudara, memaksa Yurike untuk membuat kartu layanan BPJS Kesehatan agar dapat meringankan biaya pengobatan anaknya tersebut.

"Alhamdulillah, setelah saya urus BPJS Kesehatan akhirnya saya pindah ke RSUD Arifin Achmad ini, dan sebelumnya utang saya di RS Hermina sudah lunas, saya pinjam uang saudara saya, dan saya angsur untuk melunasinya," katanya.

Yurike merupakan orang tua tunggal, yang sendirian menemani anaknya yang sudah terhitung 17 hari dirawat di RSUD AA tersebut.

Selama menjalani proses pengobatan di RSUD Arifin Achmad, Nashwa tetap harus membutuhkan pengobatan, perawatan, dan pengawasan yang ketat dari dokter. Maka dari itu Nashwa ditempatkan di ruangan HCU (High Care Unit) di lantai lima, dan satu ruangan dengan pengidap meningitis lainnya.

"Semenjak sakit ini, Nashwa tidak bisa melihat dan berbicara, nafasnya sering sesak dan sebagian anggota badannya seperti tangan dan badan udah sulit untuk digerakkan," katanya.

Selain itu obat-obatan dan asupan makanan yang diberikan kepada Nashwa harus melalui selang, terlihat jelas kesakitan yang dirasakan olehnya, hanya ada tangisan yang terdengar ketika Nashwa mencoba bertahan dari sakit yang dialaminya.

"Saya sedih dan sempat berfikir mengapa saya diberikan ujian seperti ini oleh Allah," katanya.

Tapi setelah melihat pasien-pasien lainnya, ia masih bisa bersyukur karena separah-parahnya penyakit anaknya ternyata masih ada yang lebih parah lagi.

"Terima kasih kepada para donatur IZI Riau, saya doakan semoga selalu diberikan kelancaran rezeki. Saya yakin anak saya kuat, jadi saya harus lebih kuat dari anak saya agar dia segera sembuh, saya rindu senyumannya," demikian Yurike.

Baca juga: IZI bangun rumah singgah pasien dari zakat

Baca juga: Bantu korban banjir-longsor Luwu Utara, IZI Sulsel dirikan dapur umum

Baca juga: Wilayah 3 T di Sulsel disasar ekspedisi Ramadhan IZI

Pewarta: Frislidia
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021