Mengingat pentingnya kolaborasi bisnis berbasis I-PRO itulah maka kami menggelar BNF yang melibatkan narasumber dari berbagai kalangan profesional dan praktisi
Surabaya (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur mempromosikan peluang investasi masuk ke wilayah setempat melalui gelaran "Business Networking Forum" (BNF).

"Kegiatannya sudah dilakukan selama dua hari secara daring dan luring di Banyuwangi," ujar Kepala DPM-PTSP Jawa Timur Aris Mukiyono kepada wartawaan di Surabaya, Kamis.

Kegiatan tersebut, kata dia, merupakan strategi mempromosikan proyek strategis nasional yang ada di Jawa Timur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Pada peraturan tersebut terdapat 218 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp294,34 triliun dengan alokasi pembiayaan berasal dari APBN, APBD, BUMN/BUMD, KPBU dan swasta.

"Untuk mewujudkannya maka diperlukan upaya mempercepat realisasi pelaksanaannya seperti kolaborasi investasi yang menjadi hal ideal," ucap dia.

Adanya kolaborasi yang baik, kata Aries, akan berdampak terhadap sinergitasi dan efisiensi waktu serta sumber pembiayaan karena dalam kolaborasi akan melibatkan para profesional dan teknologi kekinian.

Menurut dia, dalam upaya membangun kolaborasi diperlukan investasi berbasis Investment Project Ready To Offer (I-PRO) guna menarik minat calon investor.

Investment Project Ready To Offer (I-PRO) merupakan proyek investasi Clear and Clean yaitu proyek yang memiliki Feasibility Study serta tidak memiliki kendala izin usaha dan lahan.

"Mengingat pentingnya kolaborasi bisnis berbasis I-PRO itulah maka kami menggelar BNF yang melibatkan narasumber dari berbagai kalangan profesional dan praktisi," kata dia.

Pihaknya berkomitmen terus mempromosikan Jatim untuk menarik sektor-sektor strategis berinvestasi sekaligus mengungkit ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Aries menjelaskan, selama tahun 2020, investasi di Jatim justru tumbuh, yang rincian Realisasi Investasi Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2020 mencapai Rp78,3 triliun.

Realisasi tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp22,6 triliun dan PMDN sebesar Rp55,7 triliun.

"Capaian ini meningkat 33,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara skala nasional investasi naik 2,1 persen," katanya.

Baca juga: Bahlil ungkap cara eksekusi investasi mangkrak di Jatim

Baca juga: Pemprov Jatim mau bangun kawasan industri halal

Baca juga: Kadin lakukan pemetaan persoalan yang membelit investasi di Jatim

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021