Jakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta menggandeng salah satu Hotel yaitu Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta untuk memberikan ruang bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempromosikan busana batik dalam gelaran acara “Batik dan Generasi Kartini Kini”.

Ini merupakan bazar yang dilangsungkan secara langsung atau offline pertama selama pandemi COVID-19 berlangsung di Ibu Kota Jakarta.

Baca juga: Endek Bali, SE Gubernur atau pelestarian budaya

“Harapannya dengan kolaborasi Hotel GranDhika dan Disparekraf DKI Jakarta ini dapat men-trigger hotel- hotel lainnya yang ada di Jakarta memberikan ruang atau kegiatan serupa bagi para UMKM. Karena ini kan bagian dari pemulihan ekonomi, membantu para binaan Disparekraf ini kembali meningkatkan pendapatannya,” kata Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparekraf DKI Jakarta Helma Dahlia saat dijumpai di Hotel GranDhika Iskandarsyah, Rabu.

Bentuk kolaborasi yang diberikan Hotel GranDhika Iskandarsyah bagi para pelaku UMKM itu dengan memberikan ruang lobinya secara gratis untuk pameran dan promosi batik- batik hasil UMKM di DKI Jakarta.

Bertepatan dengan momen perayaan Hari Kartini, untuk itu UMKM yang mengikuti baZar difokuskan pada busana yang dirintis dan dirancang oleh para wanita.

Bazar ini pun sangat mematuhi protokol kesehatan sehingga pesertanya pun tidak banyak untuk menjaga agar tidak terjadi kerumunan.

Baca juga: Kominfo optimistis bisnis online tumbuh tahun ini

Press Conference "Batik dan Generasi Kartini Kini" di Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta, Rabu (7/4/2021). (ANTARA/Livia Kristianti)

General Manager Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta Adi Sampurno mengatakan kehadiran bazar “Batik dan Generasi Kartini Kini” diprakarsai sebagai rasa apresiasi kepada para wanita pelaku UMKM di masa yang penuh adaptasi ini.

Ke depannya ia berharap kegiatan yang melibatkan UMKM dapat kembali dilakukan untuk mendukung pemulihan perekonomian di Provinsi DKI Jakarta.

“Ini event pertama kami yang bekerjasama dengan UMKM, ke depannya kami juga menyiapkan beberapa event lagi, yang tentunya tetap bekerjasama dengan UMKM,” ujar Adi.

Kesempatan bazar langsung itu pun disambut dengan sangat baik oleh para pelaku UMKM yang terlibat.

Salah satu pelaku UMKM yang terlibat dan memberikan respon positif dalam bazar itu adalah Amalia Rachmadhani pemilik usaha kriya “Pinkapicca Craft”.

“Kami sangat senang sekali, apa lagi acara bazar seperti ini dalam satu tahun terakhir kan tidak ada. Bisa dibilang kami dalam kondisi ‘mati suri’ jadi acara ini sangat membantu kami lagi untuk bangkit dan mulai memasarkan produk kami,” kata Amalia.

“Pinkapicca Craft” menyediakan aksesoris pendukung busana seperti tas, topi, masker, hingga sandal berbahan batik yang unik.

Selain Amalia, dua UMKM lainnya yang terlibat dalam bazar “Batik dan Generasi Kartini Kini” adalah Selvia Lie dengan “Tiba” dan Noviatry Metri Mudita dari “Klambi Abite”.

“Tiba” berfokus pada produk pakaian batik yang didesain mengikuti tren milenial.

Sementara “Klambi Abite” berfokus pada produk pakaian batik lurik dan bertema etnik.

Bazar itu akan berlangsung mulai Rabu (7/4) hingga Jumat (30/4).


Baca juga: Sugiarti dan mimpi lestarikan batik hingga oleh-oleh khas Bekasi

Baca juga: Ikut Program Lapak Ganjar, omzet UMKM batik Salatiga naik pesat

Baca juga: Yang beruntung dan merugi di tengah COVID-19


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021