Jakarta (ANTARA) - Merk ponsel asal China, vivo, saat ini masih menyelidiki insiden ponsel terbakar di Bandara Hong Kong, yang menyebabkan larangan pesawat kargo Indonesia mengangkut ponsel merk tersebut.

Perwakilan vivo Indonesia melalui pesan singkat kepada ANTARA menyatakan benar ada unit yang terbakar di apron parkir Bandara Internasional Hong Kong pada 11 April lalu.

"Kami memberikan perhatian tinggi pada hal ini dan segera membentuk tim khusus untuk bekerja sama dengan otoritas lokal terkait untuk mencari tahu penyebabnya," kata vivo Indonesia.

Baca juga: Mengenal "Vivo Zeiss Camera System" sistem foto teranyar di Vivo X60

Laman Android Authority, dikutip Rabu, melaporkan api berasal dari kotak kayu berisi ponsel vivo Y20. Unit tersebut semestinya diterbangkan dengan Hong Kong Air Cargo ke Thailand.

Di media sosial, beredar tangkapan layar maskapai Garuda Indonesia melarang pesawat mereka mengangkut ponsel merk vivo tipe apa pun melalui kargo udara.

Surat larangan tersebut menuliskan "embargo pengiriman" ponsel vivo melalui kargo udara sampai ada hasil penyelidikan dari Otoritas Bandara Hong Kong.

vivo Indonesia belum menjawab pertanyaan ANTARA mengenai dampak insiden terbakar dan embargo mengangkut ponsel vivo terhadap bisnis di Indonesia.

vivo sejak beberapa tahun belakangan memiliki pabrik di Tangerang untuk memenuhi permintaan domestik, antara lain untuk seri V dan seri Y.

Perwakilan Garuda Indonesia belum membalas permintaan wawancara ANTARA, namun, akun Twitter Garuda Indonesia Cargo dalam balasan cuitan, membenarkan larangan pesawat kargo mengangkut ponsel vivo.

Baca juga: Manjakan fotografi, Vivo X60 Pro berkolaborasi dengan Zeiss Plus Gimbal Stabilization 2.0

Baca juga: Justin Bieber rilis "Freedom" hingga LG tak lagi di industri ponsel

Baca juga: vivo perkenalkan X60 series di Indonesia

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021