Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendukung penuh dan siap mengawal rencana PT Pupuk Indonesia (Persero) dan anak usahanya, PT Pupuk Kaltim, untuk melakukan ekspansi bisnis untuk membangun pabrik pupuk di Bintuni, Papua Barat.

Dukungan tersebut disampaikan Bahlil dalam kunjungan kerjanya ke PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat. Ia menilai kehadiran industri pupuk di Papua Barat merupakan salah satu wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Nah khusus untuk di Papua, saya yang akan turun langsung. Karena ini menyangkut dengan kedaulatan negara. Jadi pupuk ini jangan dianggap main-main. Nilainya bukan hanya bisnis, tapi nilai pengabdian, nilai pemerataan. Nilainya adalah kebersamaan. Apalagi kebutuhan pupuk nasional masih di atas kapasitas produksi nasional," kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Baca juga: SKK Migas dukung PT Pupuk Indonesia berinvestasi di Papua Barat

Terkait dengan perizinan investasi, mantan Ketua Umum Hipmi itu menekankan BKPM akan membantu PT Pupuk Kaltim dalam mengurus izin-izin yang diperlukan, termasuk insentif fiskal berupa Tax Holiday dan Tax Allowance. Hal itu ditujukan agar proyek perluasan tersebut berjalan dengan baik.

"Saya janji sama Pak Dirut, urusan ekspansi nanti, izinnya semua diurus di BKPM. Pemerintah dan BUMN atau perusahaan harus kolaborasi. Karena kalau menahan izin, itu berarti menahan penciptaan lapangan pekerjaan, menahan sumber pendapatan negara, sama juga menahan pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan menahan perbaikan peringkat kemudahan berusaha kita di mata dunia internasional," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyatakan siap menjalankan pengembangan kawasan di Papua Barat sebagai bagian dari upaya pengembangan perusahaan.

Baca juga: Pupuk Kaltim salurkan 581,20 ton pupuk bersubsidi ke Papua Barat

Ada pun proyek pengembangan di Papua Barat meliputi proyek pendirian pabrik pupuk urea, amoniak, dan juga methanol.

Bakir juga menjelaskan proyek besar itu sangat membutuhkan dukungan pemerintah, antara lain dukungan harga gas yang kompetitif dengan alokasi yang mencukupi, tax holiday.

Lokasi proyek yang berada di Papua Barat merupakan salah satu kontribusi Pupuk Indonesia dalam membantu pemerintah untuk mengembangkan Kawasan Indonesia Timur.

"Selain itu, saat ini kami juga tengah memulai proyek pabrik amoniak-urea Pusri 3B di Palembang, yang kami harapkan beroperasi pada tahun 2024," tambah Bakir.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menegaskan pihaknya siap menjadi pelaksana proyek di Papua Barat. PT Pupuk Kaltim akan terus melakukan koordinasi dengan PT Pupuk Indonesia untuk mencari format yang paling pas dalam mengembangkan pabrik di Bintuni.

"Kami berharap dukungan, sehingga program investasi yang sudah direncanakan ini dapat terlaksana," kata Rahmad.

PT Pupuk Kaltim merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan saat ini telah memiliki lima pabrik urea berkapasitas 3,4 ton per tahun, lima pabrik amonia berkapasitas 2,7 juta ton per tahun dan pabrik NPK berkapasitas 350.000 ton per tahun.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021