Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut ada indikasi perbaikan belanja masyarakat pada 2021 terutama untuk produk lokal sehingga ia semakin fokus meningkatkan peran UMKM dalam ekosistem digital.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat membuka secara virtual pada kegiatan BRIncubator UMKM Brilian yang diselenggarakan PT Ucoach Djivasrana Grahasada, Senin mengatakan pandemi COVID-19 menyebabkan konsumsi rumah tangga untuk makanan dan minuman selain restoran terkontraksi 1,39 persen sepanjang tahun 2020. Sedangkan penyedia restoran dan hotel mengalami kontraksi sebesar 7,98 persen.

"Namun, kita harus terus optimistis, berbagai survei menunjukkan adanya indikasi perbaikan belanja masyarakat di awal 2021. Maka UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Baca juga: Menparekraf ajak pelaku UMKM ramaikan Hari Belanja Brand Lokal 2021

Hasil survei World Bank 2021 menunjukkan bahwa 59,2 persen responden bermata pencaharian wiraswasta dan 74,1 persen mengandalkan penjualan online sebagai pendapatan utama. Namun, 51 persen di antaranya adalah reseller. Produsen baru mencapai 11 persen.

“Hal ini menjadi fokus kita bagaimana meningkatkan UMKM produsen dalam ekosistem digital," ujar Teten.

Menurut Teten, ajang BRIncubator UMKM Brilian menjadi salah satu program yang baik bagi UMKM kuliner untuk bertransformasi, masuk dalam ekositem digital, serta bersaing di pasar global.

“Produk UMKM kuliner Indonesia sangat beragam dan kreatif. Hal ini didukung hasil pertanian Indonesia yang sangat kaya," ucap Teten.

Baca juga: Kemenkop UKM: Transaksi belanja online tumbuh 26 persen selama pandemi

Karena itu, bagi MenkopUKM, peran Ucoach dan BRI sangat strategis untuk dapat mendampingi para UMKM, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, manajemen usaha yang baik, serta digitalisasi.

Pihaknya dalam peningkatan kapasitas UMKM melakukan penguatan database, peningkatan kualitas SDM, pengembangan Kawasan/klaster terpadu UMKM.

Sementara dalam perluasan pasar dilaksanakan melalui Kampanye Bangga Buatan Indonesia (BBI), onboarding platform pengadaan barang dan jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, Sistem Informasi Ekspor UMKM, hingga penyediaan ruang 30 persen infrastruktur publik bagi UMKM.

Sedangkan dalam pengembangan kewirausahaan, pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP nomor 7 tahun 2021.

“Kami berupaya mengorkestrasi berbagai pihak terkait secara terintegrasi untuk mencapai target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja," kata MenkopUKM.

Terlebih lagi, data Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas BPS, menunjukkan bahwa dampak pandemi COVID-19 meningkatkan jumlah pekerja informal sebesar 1,18 juta atau 2,62 persen dibandingkan tahun 2019.

Sedangkan rasio kewirausahaan di Indonesia saat ini sebesar 3,47 persen (relatif rendah dibandingkan Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, Singapura 8,76 persen).

"Kewirausahaan menjadi solusi untuk menyerap pekerja informal," kata MenkopUKM.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021