Jakarta (ANTARA) - Didiagnosis kanker ovarium tak hanya berat untuk pasien, tetapi juga orang terdekat seperti keluarga. Bagi pasien, dukungan dari orang-orang terkasih berperan penting selama proses penyembuhan.

Ketua Cancer Information & Support System (CISC), Aryanthi Baramuli Putri, mengatakan keluarga diminta untuk tidak panik dan tetap tenang saat mendengar kabar mengejutkan itu.

Baca juga: Operasi berjalan lancar, Feby Febiola sampaikan terima kasih

"Bila menangis, silakan menangis bersama tapi jangan berlama-lama," kata Aryanthi dalam webinar kesehatan, Sabtu (29/5).

Keluarga terdekat disarankan untuk membantu pasien tetap tenang dan tidak banyak pikiran. Bergabunglah dengan kelompok sesama penyintas yang saling berbagi semangat dan informasi. Selain pasien, keluarga juga harus mengedukasi diri seputar kanker ovarium.

Ia mengingatkan, pasien dan keluarga serta dokter adalah mitra yang harus bekerjasama. Bila pasien dan keluarga telah memahami kanker ovarium dan menentukan pilihan terapi terbaik, jangan lupa untuk mematuhi jadwal pengobatan dan tepat waktu dalam minum obat. Dampingi pasien dan ringankan bebannya dengan menunjukkan cinta dan kasih.

"Informasi merupakan hal penting dalam kanker ovarium. Perempuan Indonesia perlu mengetahui bahwa dengan deteksi dini, mengenali faktor risiko dan menyadari gejalanya, mereka memiliki peluang lebih baik untuk memiliki harapan hidup yang lebih baik," jelas dia.

Dia mengatakan, CISC sebagai komunitas kanker yang berpusat di Jakarta dan berdiri sejak tahun 2003, berkomitmen dalam memberikan dukungan serta layanan informasi pada masyarakat kanker dan awam menuju Indonesia Peduli Kanker.

"Sudah merupakan bagian dari visi CISC untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker dan pentingnya deteksi dini serta menyediakan informasi yang tepat dan terkini tentang kanker."


Baca juga: Gejala kanker ovarium yang harus diwaspadai

Baca juga: Kenali faktor risiko dan tanda-tanda kanker ovarium

Baca juga: Enam jenis kanker yang mengintai wanita

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021