Jakarta (ANTARA) - Kelompok usaha media SWA menjuluki sejumlah perusahaan dermawan yang memiliki inisiatif sosial yang tinggi dalam membantu masyarakat dan pemerintah menanggulangi wabah COVID-19 sebagai "Pandemic Heroes" atau pahlawan pandemi.

"Dari temuan yang kami peroleh, kami menilai perusahaan-perusahaan dermawan ini rasanya pantas diberi predikat Pandemic Heroes," kata Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Ia mengatakan banyak alasan yang mendorong perusahaan dermawan itu melakukan aksi simpatik mereka sehingga SWA merasa perlu menyematkan sebutan "Pandemic Heroes" pada mereka.

"Bagi kami, sebetulnya soal besaran dan skala aksi giving itu sifatnya relatif, karena tergantung pada kemampuan dan agenda penting mereka masing-masing. Jadi, kita perlu angkat topi dan menyatakan terima kasih kepada mereka yang telah membuktikan komitmennya untuk membantu menangani dampak pandemi COVID-19," ujar Kemal Gani.

Baca juga: Perusahaan Taiwan sumbang konsentrator oksigen untuk Indonesia

Untuk menetapkan daftar Pandemic Heroes itu, pihaknya menetapkan tiga indikator utama yaitu pertama Giving, yakni dengan melihat besaran dan skala aksi serta terobosan nyata yang dilakukan perusahaan dalam menjawab masalah dan tantangan pandemi, bisa dalam bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan aspek sosial lainnya.

Kedua, Institutionalized yakni dengan melihat program aksi yang dijalankan sudah bersifat terorganisasi, sistematis, ada pedomannya, serta ada personel yang mengorganisasinya, sehingga mendukung kesinambungan program.

Ketiga, Social Impact yakni melihat cakupan dampak program tersebut yang terukur dan dirasakan masyarakat.

Baca juga: Golkar apresiasi bantuan alat swab COVID-19 dari perusahaan lokal

"Mereka yang kami masukkan tentulah perusahaan-perusahaan filantrop yang punya nilai istimewa pada ketiga indikator tersebut, atau setidaknya di atas rata-rata," ujar Kemal Gani yang juga Ketua Forum Pemred itu.

Dari pengamatan SWA, lanjut dia, ada kesamaan umum dari para Pandemic Heroes ini yakni mereka sudah punya tradisi atau kultur berbagi. Pada perusahaan-perusahaan ini, aktivitas berbagi juga merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai korporat yang mereka yakini dan jalani.

Contohnya pada Grup Astra ada nilai korporat Menjadi Aset buat Bangsa (Asset to The Nation), Grup Triputra ada nilai korporat Compassion. Lalu, pada Paragon dengan produk kosmetik Wardahnya ada nilai korporat Kepedulian (Care).

"Dalam pengamatan SWA, untuk bisa berkontribusi sosial secara signifikan dan di atas rata-rata, tampaknya butuh lebih dari sekadar tradisi," ujarnya.

Tradisi memang penting sebagai landasan aktivitas sosial tersebut. Namun, untuk inisiatif sosial yang besar, tetap dibutuhkan kekuatan pendorong, yang harus muncul dari dalam diri pengelola perusahaan, tang disebutkan Calling.

"Itulah ‘calling,’ yang ini harus ada atau dirasakan pada jiwa sang pemimpin perusahaan, bisa CEO, Dirut, Presdir, chairman (preskom), ataupun sang pendiri perusahaan," kata Kemal Gani.



 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021