Lebak (ANTARA) -
Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten selama periode Januari-Agustus 2021 meningkat hingga mencapai 35.608 ton dari sebelumnya 32.780 ton.
 
"Peningkatan produksi palawija itu dapat memperkuat ketahanan pangan lokal dan menggerakkan ekonomi petani hingga miliaran rupiah per bulan, " kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Kamis.
 
Ia menjelaskan, para petani palawija di Kabupaten Lebak hingga kini masih menjadi andalan ekonomi masyarakat, bahkan panen jagung petani dapat meraih keuntungan cukup besar dengan harga relatif tinggi karena ditampung langsung perusahaan pakan di Tangerang.
 
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Lebak terus mendorong kelompok tani juga petugas penyuluh lapang agar terus meningkatkan produksi dan produktivitas palawija.
 
Saat ini, kata Rahmat, permintaan pasar lokal cenderung meningkat dan dapat menyumbangkan kesejahteraan masyarakat, apalagi masyarakat Kabupaten Lebak kebanyakan berprofesi petani dan tinggal di pedesaan.
 
"Kami minta petani dapat meningkatkan produktivitas sehingga mampu memenuhi permintaan pasar lokal, " katanya.
 
Menurut dia, selama ini, usaha pertanian palawija sangat prospektif dan menjanjikan naiknya pendapatan ekonomi, karena produksinya juga bisa dipasok ke sejumlah pasar induk di Serang dan Tangerang.
 
Rahmat mengajak petani agar terus mengembangkan perluasan tanaman palawija guna mendongkrak produksi pangan sehingga dapat mengantisipasi kemiskinan dan pengangguran di daerah ini.
 
Selama ini, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Lebak cukup besar dari sektor pertanian dan tidak terdampak pandemi COVID-19
 
Produksi palawija yang terdiri atas enam komoditas itu sampai Agustus 2021 mencapai 35.608 ton dengan luas lahan garapan 5.908 hektare dan panen seluas 5.443 hektare.
 
Dari produksi 35.608 ton antara lain jagung 3.342 ton, kedelai 1.067 on, kacang tanah 843 ton, kacang hijau 135 ton, ubi kayu 24.849 ton, dan ubi jalar 5.382 ton.
 
"Kami mendorong petani terus meningkatkan kualitas produksi juga penerapan rekayasa teknologi guna menggenjot produksi sehingga dapat memenuhi permintaan pasar, " ujarnya.
 
Seorang petani di Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak Memed (55) mengakui kini mengembangkan tanaman jagung di lahan darat seluas satu hektare guna memenuhi permintaan perusahaan pakan.
 
Budidaya jagung itu dilakukan petani di sini setiap September karena dipastikan memasuki musim penghujan.
 
"Kita sudah biasa melakukan gerakan tanam jagung pada September itu, " katanya.
Baca juga: Cilacap targetkan luas tanam palawija capai 15.000 hektare pada 2021
Baca juga: FTUI kenalkan biopestisida tanaman palawija di Lombok Timur

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021