Karena tingginya gelombang, mereka terpisah dan hilang.
Saumlaki, Maluku (ANTARA) - Pangkalan TNI AL (Lanal) Saumlaki mengerahkan pasukan untuk melakukan penyisiran di pulau-pulau kecil guna mencari 25 anak buah kapal (ABK) KM Hentri yang terbakar di perairan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, sejak 5 hari lalu.

Komandan Lanal Saumlaki Letkol Laut (P) Ridwan Rizky Musa di Saumlaki, Kamis, menyatakan pencarian di pesisir pantai Pulau Larat dan pulau-pulau kecil lainnya itu menggunakan fasilitas dan peralatan seadanya.

Setelah menerima laporan masyarakat, pihaknya langsung melakukan pencarian. Selanjutnya, Danlanal  memerintahkan Komandan Pos TNI AL Larat untuk melakukan pencarian dan penyelamatan terhadap ABK yang kemungkinan berada di perairan dekat Pulau Larat.

Dikatakan pula, dalam proses pencarian, Lanal Saumlaki terus berkoordinasi dengan Lanal Tual dan komando atas untuk mengerahkan armada dan fasilitas yang dimiliki oleh TNI AL.

Menurut dia, komando atas TNI AL menggerakkan KRI Layaran untuk melakukan pencarian di lepas pantai. KRI Layaran-854 adalah sebuah kapal patroli cepat kelas Pari milik TNI AL dalam jajaran Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur.

Selain itu, Lanal Saumlaki juga berkoordinasi dengan Pos SAR Saumlaki untuk melakukan penyisiran.

Baca juga: Puluhan ABK belum diketahui nasibnya setelah kebakaran KM Hentri

Kendati cuaca ekstrem yang terjadi di perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan bagi regu penyelamat, pihaknya tetap melaksanakan misi kemanusiaan ini dengan peralatan yang ada.

"Memang, dalam penyisiran hingga kini kami belum menemukan para korban. Kami tetap melaksanakan pencarian sampai dengan ada perintah penghentian dari komando atas," ujarnya.

Sebelumnya, KM Hentri dilaporkan berlayar dari pelabuhan Muara Angke Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2021 hendak menuju Merauke, Provinsi Papua.

Selama berlayar dan sesampainya di perairan Kepulauan Tanimbar sekitar 50 mil laut antara perairan Kepulauan Maluku Tenggara dan Kepulauan Tanimbar, kapal tersebut diterjang gelombang setinggi 3 meter.

Akibatnya, kapal mengalami guncangan hebat dan muncul asap hitam tebal disertai kobaran api dari dalam kapal pada tanggal 3 September 2021 sekitar pukul 05.00 waktu setempat. KM Hentri terbakar, sementara para ABK berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut.

Dalam kejadian ini, dua ABK meninggal dunia karena terjebak di dalam kapal, lima orang berhasil selamat, dan 25 orang lainnya dinyatakan hilang.

Setelah menerima informasi, Basarnas Ambon melakukan koordinasi dengan SROP Ambon untuk bantuan MAPEL informasi kecelakaan KM Hentri ke kapal yang melintasi perairan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Tenggara.

Pada pukul 12.35 WIT, Basarnas Ambon melakukan koordinasi dengan Pos SAR Tual perihal cuaca ekstrem yang saat ini terjadi di Perairan Maluku Tenggara dan sekitarnya.

Baca juga: Cuaca buruk hambat operasi SAR cari 25 nelayan hilang

Basarnas Ambon juga telah berkoordinasi dengan Lantamal IX/Ambon dan Guspurla Ambon terkait dengan pengarahan KRI Layaran yang sementara melaksanakan patroli di perairan Kepulauan Aru.

Koordinator Pos SAR Tual juga telah berkoordinasi dengan Dandim 1503/Tual terkait dengan upaya pengerahan unsur masyarakat dalam aksi SAR. Namun, kondisi saat ini belum memungkinkan untuk pergerakan potensi SAR akibat cuaca ekstrem di laut.

Informasi yang diterima Basarnas Ambon menyebutkan bahwa saat KM Hentri terbakar sebanyak 30 ABK melompat menyelamatkan diri ke dalam air dan hanyut terbawa arus sekitar 20 mil dari Pulau Molu, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Berikutnya, pada tanggal 6 September 2021 sekitar pukul 13.00 WIT, lima ABK ditemukan oleh kapal motor pencari telur ikan yang berasal dari Kepulauan Tanimbar dalam keadaan selamat.

Lima ABK ini selanjutnya dievakuasi ke Desa Mun, Pulau Tanimbar guna mendapatkan perawatan medis.

Menurut keterangan dari salah satu korban selamat, ada 30 ABK yang melompat ke dalam air dan berenang menjauhi kapal yang terbakar. Namun, karena tingginya gelombang, mereka terpisah dan hilang.

Baca juga: Lima korban kebakaran kapal KM Hentri dirawat di Tanimbar Kei Malra

Pewarta: Simon Lolonlun
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021