Jayapura (ANTARA) - Perhelatan hari ketiga Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua diwarnai dengan catatan prestasi apik dari pesenam DKI Jakarta Rifda Irfanaluthfi. Dia membukukan medali emas keempatnya pada perlombaan senam artistik di Istora Papua Bangkit, Senin.

Medali emas keempatnya itu dipastikan lewat penampilannya di nomor lantai dengan mengungguli tujuh pesenam pesaingnya dari Riau, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Papua.

Atlet kelahiran 16 Oktober 1999 itu tampil apik dengan gerakan yang berani dan banyak disertai salto (summer vault) untuk membuat dewan juri memberikan nilai 13.033.

Nilai tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding nilai yang dibukukan Rifda pada nomor beregu di hari pertama kompetisi senam artistik, yakni 13.300. Namun, angka 13.033 sudah cukup mengantarnya berada di urutan pertama.

Baca juga: Rifda puncaki senam artistik putri PON Papua dengan 4 emas untuk DKI

Sebelumnya, atlet peraih medali perak SEA Games 2015 di Singapura itu sudah menyabet medali emas dari nomor beregu, serba bisa perorangan putri, dan meja lompat.

"Saya cukup puas dengan raihan empat medali emas ini, sesuai target," ungkap Rifda selepas perlombaan.

Untuk sementara hingga hari ketiga perlombaan PON XX Papua, Rifda Irfanaluthfi menjadi atlet terbaik dan tersukses dalam pengumpulan medali emas, dari seluruh peserta pesta olahraga nasional empat tahunan itu.

Keberhasilan Rifda turut membantu kontingen DKI Jakarta tetap kokoh memimpin klasemen perolehan medali dengan mengumpulkan 38 emas, 25 perak, 31 perunggu.

Menurut laman resmi PB PON XX Papua hingga pukul 23.00 WIT, kontingen tuan rumah menempel di peringkat kedua dengan 32 emas, 15 perak, 34 perunggu. Sementara posisi ketiga ditempati Jabar yang mengoleksi 29 emas, 26 perak, 35 perunggu.

Adapun kontingen Jawa Timur yang membukukan 22 emas, 25 perak, 20 perunggu masih tertahan di urutan keempat. Di bawah Jatim ada kontingen Jateng (10-20-21), Bali (10-4-11), Riau (7-8-5), Sumatera Utara (5-8-8), Sumatera Barat (3-2-9), dan Aceh (3-2-2) yang posisi 10 besar.

Olimpian unjuk gigi

Perlombaan hari ini juga menjadi ajang pembuktian bagi atlet-atlet berkelas olimpiade menunjukkan ketangguhannya. Mereka adalah Hanif Wijaya (Jambi) dan Diananda Choirunisa (Jatim), keduanya atlet panahan.

Hanif Wijaya merebut medali emas setelah menumbangkan Alviyanto Bagas Prastiadi asal Jawa Tengah dengan skor 6-2 pada final nomor recurve putra di kompleks olahraga Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Senin.

Hanif Wijaya tercatat pernah tampil di Olimpiade 2016 Brazil, sementara Bagas Prastiadi yang menjadi lawannya belum lama ini berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo.

Sementara untuk perebutan medali perunggu, Muhammad Rizqi Kusuma asal DKI Jakarta berhasil mengatasi perlawanan Hendra Purnama (Yogyakarta) dengan skor 6-4.

"Semua usaha dan tekad kami akhirnya terjawab hari ini. Emas sasaran kami dan berharap kembali dapat menyumbangkan medali," ujar Hanif selepas perlombaan.

Sedangkan di nomor recurve putri, atlet Olimpiade 2020 Tokyo Diananda Choirunisa mempersembahkan medali emas untuk kontingen Jawa Timur setelah menghempaskan perlawanan atlet tuan rumah sekaligus kompatriotnya di pelatnas, Rezza Octavia, dengan skor akhir 6-5.

Baca juga: Diananda Choirunisa: Saya ikut olimpiade, tapi saya bisa dikalahkan
Baca juga: Diananda kalahkan Rezza Octavia di final panahan recurve putri


Sementara medali perunggu direbut Linda Lestari asal Kalimantan Tengah yang mengalahkan Titik Kusumawardani asal Yogyakarta dengan kedudukan 6-4.

Diananda mengatakan perolehan medali emas menjadi pelepas dahaga akibat minimnya kompetisi panahan. Pasalnya, pandemi COVID-19 yang melanda semua negara membuat berbagai aspek terdampak, termasuk olahraga.

"Yang dirasakan tahun ini karena pandemi juga, jadi kita minim kejuaraan. Ini lumayan jadi pengalaman yang luar biasa bagi saya," kata Diananda yang menargetkan tiga medali emas dari tiga nomor yang diikuti.

Selain dari panahan, kontingen Jatim juga menambah perbendaharaan medali emas dari cabang olahraga akuatik nomor renang perairan terbuka, senam artistik, aeromodeling, dan panjat tebing.

Tidak ketinggalan tuan rumah Papua juga masih terus menambah pundi-pundi emasnya dari sejumlah cabang olahraga, salah satunya binaraga. Binarawagawan Papua berpesta dengan menyabet tiga medali emas pada perlombaan yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, Senin.

Tiga emas itu masing-masing dipersembahkan Cornelis Amo yang turun di kelas 60 kg, Oto Gidion Wantik (kelas 65 kg), dan Edoardus Apcowo (kelas 70 kg). Tuan rumah masih berpeluang menambah medali dari Sentius Logo yang turun di kelas 75 kg dan Edwin Kaisir di kelas +85 kg.

Baca juga: Tuan rumah Papua pesta emas dari binaraga

Persaingan sengit dalam perburuan medali emas berlangsung di sejumlah cabang olahraga yang baru memulai pertandingan, salah satunya di arena anggar.

Atlet Sumatera Selatan memborong medali emas dan perak dari nomor sabre perorangan putra melalui andalannya, Ricky Dhisullimah dan Irfan Nurkamil. Kedua atlet bertemu pada partai puncak di Aula Serbaguna Gereja St Yoseph, Kabupaten Merauke, Papua, Senin.

Ricky lolos ke final usai mengalahkan Angga Maulana (Jawa Tengah) dengan skor 15-6, sementara Irfan Nurkamil menyingkirkan Iqbal Jailani (Jawa Barat) juga dengan skor yang sama 15-6.

"Saya sangat bersyukur sekali akhirnya bisa dapat medali emas PON. Dari mulai bertanding hari ini, saya berusaha tenang dan tidak ada beban saja," kata Ricky.

Dari nomor floret individual putri, Leoda Lundy Winona yang mewakili Jawa Barat berhasil mendulang medali emas dengan menundukkan Nurul Aini (Riau) dengan skor 15-10.

Baca juga: Sumsel borong emas dan perak anggar sabre perorangan putra
Baca juga: Jabar raih emas anggar floret individual putri setelah kalahkan Riau


Di tengah terus memanasnya iklim persaingan para atlet untuk menjadi yang terbaik di arena pertandingan, kabar kurang menyenangkan muncul dari Mimika ketika dua judoka asal Kaltim gagal pulang ke daerah asalnya karena terkonfirmasi positif COVID-19 dari hasil tes usap PCR.

Pelatih judo Kaltim Adianoor menyebutkan dua atletnya yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut adalah Melia Kubus dan Eko Haryono. Keduanya saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Mimika.

"Tim kesehatan mengupayakan untuk melakukan tes ulang PCR, kalau hasilnya tetap sama akan diupayakan terapi penyembuhan maksimal sepuluh hari," jelasnya.

Menanggapi temuan kasus infeksi virus corona pada atlet tersebut, Menpora Zainudin Amali memastikan temuan kasus itu tidak memengaruhi penyelenggaraan PON Papua.

"Saya kira dari awal mereka datang kan sudah divaksin. Jadi, kalau toh ada satu-dua orang (positif COVID-29) ya biasalah itu. Tidak ada masalah," kata Menpora di sela meninjau pelaksanaan PON di Mimika Sport Centre.

Menurut Amali, atlet yang diketahui positif COVID-19 akan langsung menjalani karantina, sementara atlet-atlet lain tetap menjalani kegiatan seperti biasa. "Satu kena, (PON) langsung dihentikan tidak mungkinlah. Kan sudah berjalan, bahkan ada yang sudah dapat medali," imbuhnya.

Menpora juga menimpali, "Itu dari awal, dari technical meeting sudah diberitahu bahwa bagi cabang olahraga yang atletnya ada yang terindikasi positif langsung diisolasi. (Atlet) yang lain tetep jalan aja," tegasnya.

Baca juga: Pelatih DKI Jakarta apresiasi penanganan atlet COVID-19 di PON Papua
Baca juga: Menpora: Temuan atlet positif COVID-19 tak pengaruhi PON Papua

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021