London (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping tidak akan hadir secara fisik pada KTT Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim COP26, kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson seperti dilaporkan surat kabar The Times.

Sebagai tuan rumah COP26 yang akan diselenggarakan di Glasgow pada 31 Oktober-12 November 2021, Inggris sedang mencari dukungan kekuatan besar untuk menjalankan rencana yang lebih komprehensif untuk mengatasi perubahan iklim.

"Sekarang cukup jelas bahwa Xi tidak akan muncul dan PM telah diberi tahu tentang itu," demikian dilaporkan The Times, yang mengutip sumber Inggris yang tidak disebutkan namanya.

"Apa yang kami tidak tahu adalah sikap apa yang akan diambil oleh China," kata sumber tersebut.

Times melaporkan bahwa Inggris khawatir keputusan Xi untuk menjauh bisa menjadi awal dari penolakan China untuk menetapkan tujuan baru penanganan perubahan iklim di tengah krisis energi.

Kedutaan China di London tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Baca juga: PM Inggris luncurkan koalisi global untuk adaptasi perubahan iklim

Xi, pemimpin paling kuat China sejak Mao Zedong, belum meninggalkan China sejak awal pandemi virus corona jenis baru.

Selama ini, dia bergabung dengan para pemimpin dalam berbagai pertemuan internasional melalui sambungan video.

China adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia sehingga ketidakhadiran Xi dalam COP26 --baik secara langsung atau melalui saluran video-- akan menandai kemunduran bagi harapan Johnson untuk membuat para pemimpin dunia menyetujui kesepakatan iklim yang signifikan.

Xi sebelumnya hadir pada Konferensi Iklim Paris 2015.

Sementara itu, Ratu Inggris Elizabeth dilaporkan mengungkapkan kekesalannya terhadap para pemimpin dunia yang berbicara tentang perubahan iklim tetapi hanya melakukan sedikit upaya atau bahkan tidak sama sekali untuk mengatasi krisis tersebut.


Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris bagikan vaksin COVID-19 kepada delegasi konferensi iklim

Baca juga: Inggris percepat target penghentian penggunaan batubara


 

Presiden sampaikan kontribusi RI hadapi situasi darurat iklim

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021