Upaya ini dilakukan KKP dengan mengedepankan keadilan dan kesetaraan gender bagi masyarakat kelautan dan perikanan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pelatihan diversifikasi usaha nelayan, yang melibatkan peran wanita nelayan, serta sekaligus mendukung kebijakan pengarusutamaan gender dalam program pemulihan ekonomi nasional.

"Upaya ini dilakukan KKP dengan mengedepankan keadilan dan kesetaraan gender bagi masyarakat kelautan dan perikanan," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, melalui kebijakan pengarustamaan gender, KKP berupaya mencetak wanita nelayan tangguh dan berdaya saing.

Ia mengatakan, langkah pelatihan diversifikasi usaha ini merupakan upaya KKP untuk memberdayakan dan meningkatkan kompetensi wanita nelayan.

Selain dapat menyokong perekonomian keluarga, lanjutnya, para wanita nelayan didorong agar dapat mengambil peran sebagai penggerak roda perekonomian masyarakat pesisir.

"Jadi tidak hanya mengurus rumah tangga saja, tapi juga dapat mengembangkan potensinya melalui kegiatan diversifikasi usaha nelayan. Salah satunya dengan memproduksi batik ikat celup menggunakan pewarna alam pohon bakau dan tumbuhan lainnya,” ujar Muhammad Zaini.

Selain diberikan bimbingan teknis pada kegiatan diversifikasi usaha, para wanita nelayan juga diberikan sejumlah bantuan berupa peralatan produksi untuk menunjang kegiatan membatik.

Mereka juga dibekali ilmu pengemasan dan pemasaran tak hanya secara luring namun juga secara daring dengan memanfaatkan teknologi.

"Para wanita nelayan ini dapat mengoptimalkan penggunaan handphone untuk memasarkan produknya melalui media sosial dan marketplace. Tujuannya untuk menghasilkan nilai tambah yang mendukung perekonomian keluarga saat suaminya sedang sepi tangkapan ikan," ucapnya.

Hingga bulan November 2021, Ditjen Perikanan Tangkap KKP telah melaksanakan program diversifikasi usaha nelayan di 19 lokasi. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan balai pelatihan dan penyuluhan yang merupakan unit kerja di bawah Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan KKP.

Sebelumnya, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin mengatakan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan belum setara dengan laki-laki.

"Data-data memperlihatkan perempuan belum lebih sejahtera dan belum setara sejahteranya dan juga masih lebih rendah kualitas hidupnya dari laki-laki," kata Lenny N. Rosalin dalam webinar bertajuk "Pentingnya Menabung untuk Masa Depan Lebih Sejahtera" yang diikuti di Jakarta, Rabu (27/10).

Data Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) menunjukkan meski angkanya meningkat dari waktu ke waktu, namun kesenjangan gender masih terjadi. Artinya terjadi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagai variabel pembentuk IPM.

Begitu pun dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Kesenjangan tertinggi dalam IPG disebabkan rata-rata pengeluaran per kapita laki-laki dan perempuan yang jauh berbeda.

Dia mengatakan rata-rata pengeluaran perempuan per kapita Rp9,2 juta per tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran laki-laki per kapita Rp15,8 juta per tahun.

Baca juga: KKP berdayakan perempuan nelayan dengan pelatihan diversifikasi usaha
Baca juga: Pemerintah perlu peta jalan pemberdayaan perempuan nelayan
Baca juga: Menteri Edhy bakal prioritaskan bantuan bagi nelayan perempuan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021