Vaksin "booster" bisa dengan vaksin yang sama di dua dosis sebelumnya atau vaksin yang berbeda
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban memastikan vaksin "booster" COVID-19 aman selayaknya vaksin dosis pertama dan kedua.
 
"Vaksin booster aman buat usia lanjut seperti saya yang sudah hampir 75 tahun, dan memiliki komorbid, saya diabetes, darah tinggi dan pernah operasi jantung," katanya dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertema "Vaksin Booster untuk Indonesia Lebih Sehat" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
 
Ia mengatakan vaksinasi dosis ketiga penting dilakukan mengingat sejumlah negara yang tingkat vaksinasi lengkapnya tinggi masih mengalami peningkatan kasus COVID-19.
 
"Negara-negara yang masyarakatnya sudah banyak disuntik vaksin dua dosis kini mengalami peningkatan kasus COVID-19, karenanya penting vaksin booster," katanya.
 
Ia mengemukakan vaksin booster bisa dilakukan dengan vaksin yang tersedia. Vaksin booster bisa dilakukan enam bulan setelah vaksin dosis kedua.
 
Zubairi Djoerban menambahkan, vaksin booster bisa dengan vaksin yang sama di dua dosis sebelumnya atau vaksin yang berbeda.
 
Dalam kesempatan sama, Vaksinolog Sukamto Koesno menambahkan, ada masa di mana kekebalan yang dirangsang oleh vaksin pada waktu tertentu akan turun.
 
Maka itu, lanjut dia, perlu diberikan booster dengan harapan antibodi yang telah menurun bisa meningkat kembali
.
"Pada prinsipnya vaksin yang akan digunakan sebagai booster, sama atau berbeda bisa untuk meningkatkan antibodi," katanya.

Baca juga: Guru Besar FKUI sebut dosis ketiga vaksin jadi harapan baru nakes

Baca juga: IDI Jabar harap ada booster vaksin bagi nakes hadapi lonjakan COVID-19

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengatakan, ada beberapa hal yang membuat vaksin booster penting dilakukan karena hingga saat ini belum ada vaksin yang memiliki antibodi optimal. Apalagi saat ini muncul berbagai varian baru.
 
"Jadi pemberian booster amat penting," katanya.
 
Ia meminta semua pihak tidak lengah dan abai. Fasilitas kesehatan juga tetap harus dipersiapkan dengan baik.
 
"Obat yang dibutuhkan, peralatan, tenaga kesehatan juga tetap harus disupport dengan baik. Vaksinasi tidak boleh dilonggarkan," katanya.

Kepala Bagian Operasional PT Bio Farma, Erwin Setiawan menyampaikan, saat ini persediaan vaksin sebanyak 283 juta dosis, dan sudah didistribusikan sebanyak 251 juta ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
 
"Hal ini untuk mengejar target cakupan di seluruh Indonesia," katanya.
Baca juga: Menkes pastikan vaksinasi "booster" dengan vaksin Moderna untuk nakes 


#ingatpesanibu 
#sudahdivaksintetap3M 
#vaksinmelindungikitasemua 

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021