Selain padi, lahan gambut ini sebenarnya sangat potensial untuk ditanami tanaman pangan maupun hortikultura, salah satunya ya jeruk ini. Oleh karena itu BRGM memberikan bantuan bibit jeruk untuk dibudidayakan
Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memberikan bantuan bibit jeruk kepada para petani di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah guna mendorong mereka mengembangkan pertanian hortikultura di lahan gambut.

Kepala Kelompok Kerja Kerjasama Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM Didy Wurjanto mengatakan bantuan ekonomi berupa pemberian bibit jeruk di Desa Talio Hulu diharapkan mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, terutama di masa pandemi.

Tanaman jeruk tersebut, lanjutnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, nantinya bisa dibudidayakan dengan metode tumpang sari bersama tanaman padi yang sebelumnya telah dikembangkan oleh BRGM.

“Selain padi, lahan gambut ini sebenarnya sangat potensial untuk ditanami tanaman pangan maupun hortikultura, salah satunya ya jeruk ini. Oleh karena itu BRGM memberikan bantuan bibit jeruk untuk dibudidayakan," ujarnya.

Menurut Didy, budidaya jeruk bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang potensial ke depannya bagi masyarakat di lahan gambut tersebut.

Suradi, petani pertama yang mencoba menanam jeruk di lahan gambut di desanya mengatakan lebih tertarik menanam jeruk dibandingkan menanam sayuran karena tidak mengganggu tanaman padi.

Menurut dia, budidaya tanaman jeruk bisa menambah penghasilannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan tambahan bisa mencapai Rp6 juta per bulan dari 300 pohon jeruk yang ditanam di pematang sawah lahan gambutnya seluas 3 hektar.

“Pertama saya tanam jeruk, bibit itu saya beli mandiri, sekarang hasilnya sudah dijual. Harga jualnya kalau sama pedagang itu Rp8 ribu per kilogram, kalau sama pengecer Rp10 ribu per kilogram, kalau orang luar bisa jual Rp13 ribu per kilogramnya,” katanya.

Camat Pandih Batu Sarjanadi menambahkan bibit jeruk bantuan dari BRGM sangat membantu masyarakat, terlebih jeruk merupakan salah satu komoditas buah unggulan nasional yang bernilai ekonomi tinggi.

"Jeruk ini juga membawa ekonomi yang cukup tinggi, karena saya lihat jeruk-jeruk yang sudah ada di Kalimantan sudah banyak yang dikirim ke pulau Jawa, harga jeruk pun lumayan bagus dan menjanjikan,” ujarnya.

Baca juga: Penelit: Lahan gambut rusak berkorelasi dengan potensi bencana banjir
Baca juga: BRGM ajak petani kembangkan tambak ramah lingkungan
Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen perlindungan gambut di COP-26

Pewarta: Subagyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021