Jakarta (ANTARA) - Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengemukakan pelaksanaan Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (Kopsi) jenjang SMP merupakan gambaran dari semangat dan karakter Pancasila siswa Indonesia.

“Kopsi ini merupakan gambaran nyata dari semangat dan karakter pelajar Pancasila. Terlihat dari sorot mata kalian, dari gagasan yang utuh, konkret, dan tajam. Adik-adik sekalian merupakan wakil dari 52 juta pelajar di Indonesia, yang sudah menunjukkan talentanya dan kami berbangga untuk itu. Kalian ada bagian dari identifikasi sejak dini talenta-talenta di bidang sains,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Asep Sukmayadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Ia menilai para peserta memiliki karakter tangguh, cerdas, dan kreatif telah menghasilkan karya yang bagus. Kualitas peserta berada di atas rata-rata dan bagian dari puncak proses belajar dari rumah yang dilakukan selama pandemi.

Ia berharap, di tengah ketidakpastian, para siswa terus menginspirasi sesama pelajar di Indonesia dan membuktikan bahwa proses Merdeka Belajar menghasilkan siswa-siswa yang memiliki prestasi cemerlang dan memiliki semangat pantang menyerah.

Ketua Pokja Bidang Pendidikan Dasar Pusat Prestasi Nasional Keri Darwindo mengatakan penyelenggara menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dinas Pendidikan, kepala sekolah, orang tua, guru, pembina yang telah mendorong semangat siswa untuk terus berkompetisi dalam situasi pandemi.

“Dari penilaian dewan juri, hasil yang dicapai para siswa memang sangat luar biasa. Sebagian besar peserta fokus pada pengembangan, solusi permasalahan, pembangunan di daerahnya masing-masing," katanya.

Baca juga: Kemendikbudristek gelar kompetisi penelitian siswa Indonesia 2021

Pihaknya berharap, gagasan yang luar biasa tersebut bisa dijalankan dan para siswa bisa terus berkarya dan menduniakan gagasan. Kopsi diselenggarakan di Bandung pada 7-12 Desember 2021.

Peraih medali emas dalam ajang itu, untuk kategori IPA dan lingkungan yakni SMP Negeri 3 Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat: “Mr-Tech (Mercury Reducing Technology) Sebagai Solusi Pencemaran Merkuri Di Perairan“, SMP Negeri 1 Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah: “Pengaruh Simplisia Daun Mangga Terhadap Tingkat Kesegaran Ikan Pada Pengawetan Menggunakan Es”, dan SMP St Antonius Nabire, Kabupaten Nabire, Papua: “Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Biak Di Kalibobo”.

Peraih medali emas untuk jenjang IPS, kemanusiaan, dan seni yakni SMP Negeri 5 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta: “Analisis Kepuasan Layanan Rawat Jalan Rumah Sakit Di Masa Pandemi”, SMP Negeri 252 Jakarta, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta: “Hubungan No Mobilephone Phobia dengan Interaksi Sosial Pada Generasi Z”, SMP YPPK Don Bosco, Kota Sorong, Papua Barat: “Potensi Bank Sampah Meningkatkan Kebersihan Dan Pendapatan Warga Kota Sorong”.

Peraih medali emas untuk jenjang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa yakni MTs N 1 Kota Malang , Jawa Timur: “Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Doa Untuk Membentuk Kebiasaan Positif”, SMP Negeri 177 Jakarta, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta: “ Prototipe Alat Pengubah Sampah Plastik Menjadi Diesel Dengan Pemanas Listrik”, SMP Negeri 5 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta: “Pasco (Penyaring Gas Co Pada Asap Kendaraan Bermotor”.

Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan kompetisi penelitian siswa

Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021