Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) akan terus melanjutkan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital di tahun 2022 untuk mewujudkan akselerasi transformasi digital nasional.

Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan, program pengembangan talenta digital dimulai dari level paling bawah yaitu kemampuan dasar atau basic skills.

"Level yang paling bawah ini memperkenalkan digital kepada masyarakat kita. Kita mempunyai 270 juta masyarakat, tapi sangat sedikit di antaranya yang paham apa itu digital," ujar Johnny dalam acara "Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi Kominfo 2021 dan Outlook 2022" secara daring, Selasa.

"Tanpa melibatkan dan menghadirkan mereka untuk mengambil bagian di dalam ruang digital, maka ICT infrastructure yang kita bangun tidak akan optimal pemanfaatannya," lanjut dia.

Adapun program yang diiniasi Kominfo untuk mengembangkan talenta digital adalah Gerakan Nasional Literasi Digital yang telah dinobatkan sebagai pemenang World Summit on the Information Society (WSIS) Prize 2020 dari International Telecommunication Union (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada 2021, Kominfo telah melakukan literasi digital kepada sekitar 12,5 juta rakyat Indonesia di seluruh pelosok Tanah Air dengan empat kurikulum dasar yaitu digital skills (kecakapan digital), digital ethics (etika berdigital), digital safety (keamanan berdigital), dan digital culture (budaya berdigital).

"Di level basic itu sudah dilakukan dan capaiannya hampir seratus persen selesai. Tahun depan kita akan lanjutkan ini dengan jumlah yang sama," kata Johnny.

Johnny berharap di akhir tahun 2024, sebanyak 50 juta penduduk Indonesia sudah mendapatkan pelatihan digital tingkat dasar.

"Dengan harapan bahwa kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, akan meneruskannya dan memperbanyak karena memang kebutuhan kita sangat besar," tutur Johnny.

"Tidak akan bisa sukses nanti UMKM kalau kita tidak menyiapkan mereka, mereka tidak punya kecakapan digital tingkat basic," lanjutnya.

Kemudian di tingkat menengah, lanjut Johnny, terdapat program Digital Talent Scholarship yang bekerja sama dengan 197 mitra yang terdiri dari perusahaan teknologi global, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), politeknik, dan universitas.

"Dari beberapa studi menyebutkan bahwa kita membutuhkan setidaknya 600 ribu digital talent dengan intermediate skills setiap tahun dalam 15 tahun ke depan. Kominfo sudah mengambil inisiatif sudah beberapa tahun ini. Tahun 2021 cukup agresif, realisasinya 131.204 peserta," kata Johnny.

Dalam program tersebut, lanjut dia, di antaranya adalah kurikulum yang berkaitan dengan cloud computing, artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), virtual reality (VR), augmented reality (AR), coding, dan sebagainya.

Tahun depan, Johnny berharap program tersebut meningkat menjadi 200 ribu peserta dengan melanjutkan kerja sama dengan lebih dari 100 perguruan tinggi di Indonesia.

Sedangkan di tingkat lanjut, terdapat program pelatihan kepemimpinan digital yang bekerja sama dengan empat universitas ternama di dunia yaitu National University of Singapore, Tsinghua University, Harvard University, dan Oxford University, serta telah diikuti oleh 306 peserta pada 2021.

Pada 2022, Johnny mengatakan program tersebut akan dikembangkan dengan memperluas kerja sama dengan delapan universitas ternama, yakni ditambah dengan Cornel University, University of Cambridge, Imperial College London, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang menargetkan 400 peserta.

Baca juga: Warkop digital siap bina talenta digital di 1.341 desa di Bengkulu

Baca juga: Cyber Security Hub akselerasi talenta digital bidang keamanan siber

Baca juga: Presiden: Kita beruntung Nadiem berpengalaman soal teknologi

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021