Manila (ANTARA) - Filipina akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di wilayah ibu kota selama dua minggu ke depan, kata penjabat juru bicara kepresidenan pada Jumat, saat negara itu berupaya membatasi penularan varian Omicron yang menyebar secara global.

Kementerian kesehatan pada Jumat mencatat 2.961 infeksi baru virus corona, tertinggi dalam dua bulan, dan melaporkan tingkat orang yang positif COVID-19 sebesar 10,3 persen.

"Dalam beberapa hari mendatang, kita mungkin melihat peningkatan kasus aktif," kata penjabat juru bicara kepresidenan Karlo Nograles dalam pengumuman yang disiarkan televisi.

Wilayah yang mencakup ibu kota Manila itu adalah satu pemekaran kawasan perkotaan dari 16 kota yang dihuni lebih dari 13 juta orang. Manila akan ditempatkan di bawah level tiga dari sistem peringatan lima skala pada 3 hingga 15 Januari, kata Nograles.

Level 3 melarang kelas tatap muka, olahraga yang memungkinkan atlet bersentuhan badan, pasar malam, dan kasino.

Gugus tugas virus corona pemerintah juga akan mengurangi kapasitas operasi untuk acara sosial, tempat wisata, taman hiburan, layanan makan di restoran, tempat kebugaran, dan layanan perawatan pribadi.

Dengan sekitar 2,84 juta total kasus yang dikonfirmasi dan 51.504 korban meninggal, Filipina memiliki jumlah kasus dan kematian COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.

Filipina sejauh ini mendeteksi 10 kasus Omicron, tiga di antaranya adalah infeksi domestik dan sisanya dari pelancong luar negeri. Kapasitas pengurutan genom negara itu terbatas.

"Adalah bijaksana untuk mengasumsikan bahwa Omicron sudah beredar, atau sudah ada di masyarakat," kata Menteri Kesehatan Francisco Duque saat konferensi pers pada Jumat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Gagal capai target vaksinasi COVID, Duterte ancam sanksi bagi pejabat
​​​​​​​
Baca juga: Filipina luncurkan program vaksinasi 9 juta orang dalam 3 hari

 

Korban tewas akibat Topan Rai di Filipina bertambah menjadi 208

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021