Jakarta (ANTARA) - Bayangkan anda harus kembali menjalani duduk di bangku sekolah dasar. Alih- alih bertemu teman sebaya, kini anda berkawan dengan robot yang mewakili teman anda bersekolah.

Tentu itu akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bukan?

Baca juga: Ericsson prediksi adanya transformasi TIK sektor manufaktur pada 2030

Kisah ini pun dialami oleh murid- murid di salah satu sekolah di Jerman tepatnya di Sekolah Pusteblume- Grundschule di Berlin. Setiap hari, kini ada sebuah robot yang datang ke sekolah dan mengikuti pelajaran layaknya seorang murid di sekolah itu.

Robot itu bukan sembarang robot, melainkan robot yang mewakili kedatangan seorang siswa bernama Joshua Matinangeli (7). Dikutip dari  Reuters, Sabtu, Joshua memiliki keterbatasan pada fisiknya sehingga ia tidak mampu bergerak bebas apalagi harus datang langsung ke sekolah.

Kehadiran robot yang disebut dengan robot avatar itu menggantikan badan fisik Joshua untuk mengalami pengalaman berinteraksi dengan rekan sebayanya. Inovasi itu memungkinkan Joshua bisa mengobrol dan merasakan pengalaman bermain di sekolah meski sebenarnya ia berada di rumahnya.

“Anak-anak berbicara dengannya, tertawa bersamanya dan kadang-kadang bahkan mengobrol dengannya selama pelajaran. Joshi juga bisa melakukannya dengan baik," kata Kepala Sekolah Pusteblume- Grundschule Ute Winterberg.

Joshua mengalami keterbatasan fisik karena ia harus memakai selang di lehernya akibat penyakit paru- paru yang parah. Kondisi itu membuatnya tak bisa dengan mudah berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kehadiran robot di dalam kelasnya, membuat Joshua bisa merasakan kondisi nyata bersekolah dengan interaksi sosial teman sebaya.

Baca juga: Robot humanoid Ameca dipamerkan ke publik di CES 2022

 

Joshua menghadiri pelajaran sekolah, duduk di samping ibunya Simone dan saudaranya Martin, melalui avatar robot di ruang kelasnya, di Berlin, Jerman, Kamis (13/1/2022). ANTARA/REUTERS/Hannibal Hanschke/am.



Joshua bisa mengirimkan sinyal dengan membuat robotnya berkedip untuk memulai interaksi dengan teman- temannya. Beruntung cara tersebut membantu Joshua bisa akrab dengan teman- temannya.

"Saya menyukainya, saya juga suka robot avatarnya," kata salah seorang siswa bernama Noah Kuessner.

Noah juga menjadi teman Joshua yang sering mengobrol dan bermain dengan avatar yang mewakili Joshua saat di kelas. Meski demikian, kehadiran Joshua secara langsung di kelasnya tetap dinanti.

"Saya akan lebih suka lagi jika Joshi benar-benar bisa datang ke sekolah," kata teman sekelas lainnya, Beritan Aslanglu.

Baca juga: Hyundai garap teknologi robotik Metamobilitas

Kehadiran robot yang mewakili Joshua itu sebenarnya merupakan inisiatif dari Dewan Lokal di Distrik Berlin dan akhirnya memunculkan proyek robot avatar.

"Kami adalah satu-satunya distrik di Berlin yang telah membeli empat robot avatar untuk anak- anak bisa bersekolah secara langsung. Hal ini terjadi karena COVID-19, tetapi saya pikir ini akan menjadi masa depan yang jauh melampaui pandemi," kata Dewan Pendidikan Distrik Torsten Kuehne.

Dengan inovasi itu diharapkan anak- anak yang memiliki keterbatasan dan tidak dapat keluar rumah kini bisa merasakan pengalaman masa kecil berinteraksi dengan teman- teman sebayanya.

Anak- anak itu juga diharapkan bisa memiliki pengalaman manis yang tidak terlupakan dengan bantuan robot avatar.

"Karena berbagai alasan, seringkali ada anak yang tidak dapat pergi ke kelas secara langsung. Robot avatar ini dapat memberikan anak itu kesempatan untuk tetap menjadi bagian dari komunitas sekolah," kata Kuehne.


Baca juga: Robot serbaguna Hyundai MobED bisa "lari" 30km/jam

Baca juga: Hoaks! Robot akan vaksinasi COVID-19 secara paksa kepada manusia

Baca juga: Universal Robots bahas peluang tenaga kerja digital di Cobot Expo APAC


Torten Kuehne menyebutkan kini ide robot avatar itu tengah diangkat dalam diskusi politik di tingkat negara bagian.

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022