Saat itu katanya butuh masjid untuk pesantren dan anak-anak yang hafalan Al-Quran serta untuk masyarakat. Begitu disampaikan, kami cek dulu, dan memang letak masjid jauh dari masyarakat,"
Kediri (ANTARA News) - Donatur pembangunan masjid di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Malang, yakni Lembaga Peduli Pendidikan Islam (LP2I) Al Fawaz Kediri mengklarifikasi pendirian masjid itu yang kemudian diduga digunakan untuk kegiatan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS).

Ketua LP2I Al Fawaz Kediri Supanji saat dikonfirmasi di Kediri, Kamis mengatakan latar belakang pendirian masjid itu karena di daerah itu belum ada masjid. Pembangunannya dimulai pada 2013 dan selesai pada 2014 dan diberi nama Masjd Jami Sulaiman Al Hunaishil.

"Saat itu katanya butuh masjid untuk pesantren dan anak-anak yang hafalan Al-Quran serta untuk masyarakat. Begitu disampaikan, kami cek dulu, dan memang letak masjid jauh dari masyarakat," paparnya.

Ia mengatakan, untuk pembangunan masjid di Kecamatan Dau itu awalnya dialokasikan anggaran sebesar Rp120 juta yang merupakan sumbangan dari para donatur. Namun, karena letak geografis yang sulit, anggaran membengkak menjadi Rp170 juta.

Ia juga mengatakan, tidak mengetahui lebih detail terkait dengan kegiatan di masjid tersebut, setelah selesai dibangun. Ia baru mengetahui jika masjid itu dikaitkan dengan "Anshorul Khilafah" yang kemudian dicurigai sebagai deklarasi ISIS Malang, dari siaran televisi.

Ia pun mengaku langsung bertindak dengan adanya pemberitaan itu, di antaranya dengan proaktif mendatangi petugas untuk memberikan klarifikasi. Ia juga menegaskan, jika lembaganya tidak terkait dengan "Anshorul Khilafah".

"Masalah dugaan (terkait Anshorul Khilafah) saya tidak tahu," katanya menegaskan.

Menurut dia, dengan peristiwa tersebut pihaknya meminta agar pengelolaan masjid itu dikembalikan ke aparat desa dan tidak lagi ditangani oleh pengurus sebelumnya (Ansharul Khilafah).

Ia juga mengaku tidak kenal akrab dengan Romli (Jubir Ansharul Khilafah Jawa Timur sekaligus pengelola masjid di Dau, Malang tersebut). Ia kenal dengan Romli saat dirinya masih tinggal di Malang, pada 2003. Saat masih bertetangga, ia juga menilai tidak ada yang mencurigakan dari yang bersangkutan. Ia mengenal Romli sosok yang selalu bersemangat.

Masjid di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Malang, menjadi sorotan dan dicurigai terkait dengan kelompok radikal ISIS, setelah diketahui adanya kegiatan serta baiat di tempat tersebut. Kegiatan yang diikuti puluhan orang itu juga disertai dengan pemutaran film. Bahkan, dalam kegiatan itu juga diedarkan Majalah Al-Mustaqbal yang memuat soal visi dan misi ISIS. Namun, kelompok yang mengaku sebagai Ansharul Khilafah itu membantah terlibat dengan ISIS, melainkan hanya ikut mendukung perjuangan rakyat Palestina agar terbebas dari belenggu Israel.

(KR-DHS/M026)

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014