Pariaman (ANTARA News) - Sebanyak enam rumah warga Desa Pungguang Ladiang, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), yang berada di pinggiran Sungai Batang Mangau terancam roboh karena tebing sungai terus terkikis air.

"Sekitar dua minggu yang lalu tebing sungai tersebut longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur kota ini. Kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan mengingat jarak titik longsoran dari permukiman warga hanya sekitar 15 meter," kata Kepala Desa Pungguang Ladiang, Ilham Saleh di Pariaman, Kamis.

Ia menyebutkan, longsor tersebut bukan kali ini saja, sebelumnya peristiwa yang sama juga terjadi pada 2009 yang mengakibatkan dua rumah dan dua kandang peternakan ayam milik warga setempat terbawa longsor.

"Saat ini memang belum ada korban jiwa, namun empat tahun silam kerugian masyarakat mencapai ratusan juta rupiah akibat longsornya pinggiran sungai yang berada tidak jauh dari permukiman masyarakat sekitar," jelasnya.

Kondisi tersebut, katanya, sangat dikeluhkan warga karena tebing sungai yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter itu terus dikikis air.

"Sampai saat ini belum ada bantuan secara langsung dari pemerintah setempat, beberapa hari yang lalu camat dan kepala Dinas PU sudah datang kemari, namun mereka baru sebatas peninjauan lokasi," katanya.

Ilham menyebutkan, pihaknya menyampaikan kondisi itu dalam Musrenbang beberapa waktu lalu namun sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari pihak pemerntah.

"Kami pada Jumat minggu lalu telah mengadakan musyawarah dengan para pimpinan desa untuk melakukan pembebasan lahan dan membuka aliran sungai baru agar air bisa dialihkan," ujarnya.

Ia mengatakan, masyarakat daerah itu telah melakukan gotong royong membuat aliran sungai sepanjang 25 meter dengan lebar 15 meter agar kondisinya tidak semakin parah.

Ia menambahkan dalam dua bulan terakhir sudah 25 meter tanah dari tepian sungai Batang Mangau ini ambruk akibat derasnya hujan dan kondisi tanah perbukitan yang rawan longsor.

"Kami sangat berharap adanya perhatian serius oleh pemkot terkait bencana ini, bukan hanya ada enam KK, tetapi jika masalah ini tetap dibiarkan maka 18 KK lain juga akan ikut terancam," katanya.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015