... kita akan bicarakan lebih lanjut, eksekusi proyeknya paling cepat 2016"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memastikan nilai proyek infrastruktur yang akan ditawarkan untuk didanai oleh pinjaman luar negeri senilai 35 miliar dolar AS atau Rp465,5 triliun dari total nilai Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri (DRPHLN) atau "Blue Book" 2015-2019 sebesar 38 miliar dolar AS.

"Untuk proyek infrastruktur, dari hasil perumusan, mencakup 92 persennya atau 35 miliar dolar AS," kata Deputi Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Wismana Adi Suryabrata di Jakarta, Jumat.

Wismana menjelaskan proyek infrastruktur itu mencakup proyek waduk, jalan, jembatan, pembangkit dan transmisi listrik, air minum, pengolahan sampah, dan juga beberapa infrastruktur sosial.

Sebagian besar, proyek infrastruktur dalam DRPHLN itu, atau 50 persennya di bawah kendali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sisanya ditangani Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan beberapa kementerian teknis lainnya.

Dia menjelaskan, pemerintah cukup selektif memilih proyek yang dapat didanai pinjaman luar negeri. Selain proyek tersebut merupakan proyek prioritas yang membutuhkan kepastian keberlanjutan pembiayaan, pinjaman luar negeri juga dipertimbangkan terhadap proyek yang mayoritas menggunakan bahan baku impor.

Menurut Wismana, paling cepat semua proyek yang menggunakan pinjaman ini akan mulai dikerjakan tahun depan. Tahun ini, saat DRHPLN atau Blue Book itu dirilis, pemerintah akan menawarkan dahulu kepada mitra asing, baik itu lembaga multilateral maupun bilateral.

"Selanjutnya jika ada kecocokan, kita akan bicarakan lebih lanjut, eksekusi proyeknya paling cepat 2016," kata dia.

Hingga saat ini, ujar Wismana, tiga lembaga multilateral yakni World Bank, Asian Development Bank dan Islamic Development Bank sudah melakukan penawaran untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

World Bank menjadi lembaga dengan penawaran terbesar yakni 14 miliar dolar AS.

"Kedua ADB dan selanjutnya IDB," kata dia.

IDB dalam kesepakatan kerja sama Kerangka Kemitraan Strategis Negara Anggota dengan Indonesia menawarkan pinjaman lima miliar dolar AS.

Selain tiga lembaga keuangan multilateral tersebut, tidak tertutup kemungkinan penawaran akan datang dari bank infrastruktur Asia yang digagas Tiongkok, yakni Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015