Saya kok yakin NU tidak mudah pecah dengan itu. Ahwa mekanismenya mencapai mufakat, memilih pemimpin dengan musyawarah dan tidak ada yang negatif dari Ahwa,"
Jombang (ANTARA Newsa) - Putri almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yakni Zannubah Arifah Chofsoh atau Yeni Wahid yakin jika konsep "ahlul halli wal aqdi" (Ahwa) dalam Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-33 di Jombang, Jawa Timur, tidak akan membuat tubuh NU pecah.

"Saya kok yakin NU tidak mudah pecah dengan itu. Ahwa mekanismenya mencapai mufakat, memilih pemimpin dengan musyawarah dan tidak ada yang negatif dari Ahwa," katanya setelah meninjau persiapan Muktamar Nahdlatul Ulama yang ke-33 di alun-alun Kabupaten Jombang, Jumat.

Ia mengatakan perbedaan memang bisa saja terjadi dalam muktamar ini, namun ia berharap perbedaan pandangan itu bisa disampaikan dengan cara yang lebih bijak dan tidak perlu ada pertengkaran.

"Kalau ada perbedaan, sampaikan dengan baik, tidak perlu bertengkar. Jika niatnya untuk mat, pasti ada mekanisme lebih baik," katanya.

Ia juga mengingatkan tantangan NU ke depan akan semakin kompleks, sebab bukan hanya mengurusi masalah internal dalam negeri, tapi juga luar negeri. Saat ini, berbagai masalah terjadi, salah satunya kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Untuk itu, ia berharap NU nantinya juga bisa mengawal peradaban dunia dan bukan hanya masalah internal bangsa. Berbagai macam gagasan dari NU diharapkan menjadi jawaban bagi berbagai macam persolana kekerasan di dunia yang mengatasnamakan agama.

Ia juga mengapresiasi konsep Islam nusantara yang menjadi tema besar kegiatan muktamar di Jombang ini. Ia menilai, Islam nusantara toleransi dan mengayomi semuanya.

Sementara itu, panitia Muktamar NU Slamet Effendi Yusuf menampik sejumlah isu jika konsep Ahwa sengaja dibuat untuk menguntungkan sejumlah pihak. Pun, saat pendaftaran baik mereka menyetorkan nama yang diusung menjadi Ahwa atau tidak, tetap diterima.

Ia juga mengatakan, konsep Ahwa adalah kesepakatan yang sudah lama dibahas sejak Muktamar NU ke-32 di Makassar. Konsep itu juga berdasarkan pengarahan dari almarhum KH Sahal Mahfudz.

"Ahwa adalah kesepakatan di NU sejak pleno NU, sejak dari Makassar. Itu juga pengarahan Al-Mukarom KH Sahal Mahfudz," ujarnya.

Kegiatan Muktamar NU yang ke-33 digelar di Jombang, pada 1-5 Agustus 2015. Kegiatan itu dihadiri seluruh pengurus cabang maupun wilayah se-Indonesia, termasuk dari pimpinan cabang internasional. Kegiatan itu rencananya dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (1/8) malam di alun-alun Jombang. 

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015