Semarang (ANTARA News) - Dinas Pertanian Kota Semarang, Jawa Tengah, menerjunkan 56 petugasnya untuk memantau kondisi kesehatan hewan-hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2016.

"Petugas kami akan dibagi di masing-masing kecamatan untuk memantau dan mengecek kesehatan hewan kurban," kata Kepala Distan Kota Semarang WP Rusdiana di Semarang, Rabu.

Dari kecamatan, kata dia, membantu pemantauan bersama dengan menugaskan personelnya untuk mengecek izin penjualan dari para pedagang hewan kurban yang ada di berbagai wilayah Kota Semarang.

Ia mengatakan sudah ada surat edaran (SE) dari Wali Kota Semarang dan Sekretaris Daerah Kota Semarang mengenai zonasi perdagangan hewan kurban yang diberikan kepada seluruh kecamatan.

"Penjual hewan kurban tidak boleh berdekatan dengan perumahan warga atau jalan raya karena dikhawatirkan menjadikan kawasan kotor. Kalau kami, mengecek aspek kesehatan hewannya," katanya.

Rusdiana menjelaskan hewan kurban yang diperdagangkan akan diperiksa kelengkapan surat keterangan kesehatan dari daerah asal, sebab harus ada penyertaan surat resmi dari daerah asal hewan kurban.

"Kalau kami mendapati pedagang hewan kurban yang tidak memiliki surat izin resmi yang menyatakan kesehatan hewan kurbannya, ya, kami larang mereka untuk memperdagangkan," katanya.

"Sebelum ada izin resmi, saya larang penjual hewan kurban untuk berjualan di wilayah Semarang. Makanya, kami akan periksa kelengkapan berkas-berkas hewan kurban," katanya.

Ia mengatakan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan aspek kesehatan hewan kurban diperlukan untuk mengantisipasi masuknya hewan ternak yang terjangkit penyakit yang membahayakan kesehatan.

"Ya, kan ada beberapa daerah yang harus diwaspadai untuk masuknya hewan kurban, seperti hewan kurban yang dikirim dari Wonogiri. Sebab, ada temuan hewan ternak yang terserang anthrax," katanya.

Maka dari itu, Distan Kota Semarang tidak ingin kecolongan dengan masuknya hewan-hewan kurban yang terjangkit penyakit membahayakan, salah satunya dengan kelengkapan dokumen hewan ternak.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016