Semarang (ANTARA News) - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi menyebutkan dua desa di Kota Semarang mulai kesulitan air bersih pada musim kemarau ini, yakni Desa Deliksari, Gunungpati dan Desa Rowosari, Tembalang.

"Pada musim kemarau ini, problem air bersih terpantau setidaknya di dua titik, yakni Deliksari di Kelurahan Sukorejo, Gunungpati dan Rowosari, Tembalang," katanya, saat meninjau Desa Deliksari, Semarang, Kamis.

Dari tinjauan itu, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, melihat bak penampungan air dari sendang setempat yang diambil oleh warga secara bergiliran di wilayah yang memiliki enam rukun tetangga (RT) tersebut.

Ada pula satu truk tangki dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang yang terlihat mengedrop air bersih di dekat bak penampungan air yang langsung dimanfaatkan oleh para warga sekitar.

"Saya sudah sampaikan pada rekan-rekan di PDAM Kota Semarang. Tidak hanya di Deliksari, di beberapa tempat yang kesulitan air bersih jika ada permohonan dari warga langsung kirim truk tangki tanpa biaya," katanya.

Seperti di wilayah Deliksari yang setiap hari dikirimkan air bersih melalui truk tangki, lanjut dia, tanpa harus diminta sampai kondisi persediaan air bersih di wilayah itu sudah normal kembali seperti sediakala.

Dalam tinjauan itu, Hendi melihat saluran pipa utama PDAM Kota Semarang sudah terpasang di sekitar wilayah itu, tetapi belum bisa terkoneksi karena belum adanya saluran yang terpasang ke rumah-rumah warga.

"Jaringan PDAM ternyata sudah ada. Tadi, dari PDAM juga menyampaikan khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa mendapatkan sambungan PDAM dengan biaya hanya Rp900 ribu yang diangsur 10 kali," katanya.

Artinya, kata dia, tinggal kesepakatan warga sekitar untuk penyambungan saluran PDAM karena sudah disediakan fasilitas khusus yang meringankan mayoritas MBR di Deliksari dalam biaya pemasangan saluran air PDAM.

Sebenarnya, politikus PDI Perjuangan itu mengatakan untuk mengatasi kesulitan air bersih di Deliksari yang terjadi setiap tahun tinggal menunggu proyek SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Semarang Barat.

"Sumber airnya dari Waduk Jatibarang. Kalau selama ini masyarakat di daerah Ngaliyan ngambil air di Waduk Jatibarang, nanti kalau SPAM Semarang Barat selesai tidak lagi. Jadi, nanti ke sini," kat Hendi.

Sementara itu, Erni Lisnawati, warga RT 01/RW 06 Deliksari mengaku kesulitan air bersih itu sudah dirasakan warga sekitar sejak tiga bulan belakangan seiring musim kemarau yang membuat sumur-sumur warga mengering.

"Akhirnya, dijatah ngambil air bersih di bak penampungan ini seminggu sekali. Di sini kan ada enam RT. Setiap RT dijatah satu hari. Airnya dari sendang sini. Digilir ngambil airnya biar semua dapat," katanya.

Air yang diambilnya dari bak penampungan itu, diakui Erni, hanya digunakannya untuk keperluan mandi dan mencuci karena untuk air minum sudah dibelinya dari air galon karena hanya tinggal berdua bersama suami.

"Kalau saya berdua sama suami paling ngambil secukupnya buat mandi dan cuci-cuci. Tetapi, kalau yang keluarganya banyak kan tidak cukup. Ya, ada juga yang beli, empat jerigennya seharga Rp8 ribu," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017