Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy meyakini bahwa perdagangan narkoba bukan murni bisnis tetapi bagian dari perang proksi.

"Saya termasuk yang berpendapat bahwa perdagangan narkoba bukan murni bisnis tetapi bagian dari perang proksi," ujar Mendikbud saat dihubungi Antara dari Jakarta, Sabtu.

Perang proksi merupakan perang ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menjelaskan dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, Indonesia menjadi pasar potensial terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hal itu dibuktikan bahwa sebagian besar pasokan barang laknat itu berasal dari luar negeri.

"Kalau seandainya direncanakan paling tidak ada unsur pembiaran oleh negara tertentu yang tidak ingin melihat Indonesia menjadi besar dan kuat. Bahkan barang itu. berasal dari negara yang sangat keras dan hukuman sangat berat terhadap pihak yang terlibat dalam sindikat peredaran obat terlarang tersebut," papar dia.

Disinggung mengenai upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, Muhadjir menjelaskan pihaknya terus bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam mengimplementasikan modul antinarkoba yang sudah disusun bersama.

Sebelumnya, sebanyak 81 karung atau sekitar 1,6 ton sabu-sabu ditemukan di dalam kapal ikan berisi jaring ketam asal Taiwan dengan bendera Singapura KM 61870 Penuin Union. Narkoba itu rencananya akan diedarkan di Jakarta.

Kabid Humas Polda Kepri Kombes S Erlangga kepada wartawan sebelumnya mengatakan, hasil penyidikan sementara menunjukkan sabu-sabu itu akan diturunkan di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Dari Pandeglang, sabu-sabu itu kemudian akan diedarkan ke sejumlah lokasi di Jakarta.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018