... tertinggi di Kalimantan Timur...
Pontianak (ANTARA News) - Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari, menyatakan, BNN mencatat Pulau Kalimantan pengguna narkotika nomor dua tertinggi di Indonesia setelah Jakarta.

"Kami catat, tertinggi di Kalimantan Timur, kemudian disusul daerah lain, karena menjadi perhatian serius kami dalam memutus pasokannya, tetapi juga kepada para penggunanya," kata Depari, di Pontianak, Rabu.

Karena menurut dia, secara teori dalam mengurangi hal itu, harus ada keseimbangan antara pasokan dan keperluan, artinya harus mengurangi pasokan narkotika tersebut, dan juga mengurangi pengguna barang haram tersebut.

Apalagi, Pulau Kalimantan sangat rentan, karena memiliki perbatasan baik darat, laut dan udara secara langsung dengan negara tetangga, sehingga sangat rawan menjadi pintu masuk narkotika sindikar internasional, katanya.

Dalam kesempatan itu, Depari menambahkan, sindikat narkotika kini beralih ke Kalimantan dalam memasarkan barang haram tersebut.

"Karena kami sedang giat-giatnya melakukan operasi di pantai timur Sumatera yang hasilnya diamankan ton-tonan narkotika jenis 'shabu-shabu', maka sindikat narkotika internasional itu beralih ke Kalimantan," katanya.

Karena, menurut dia, besar kemungkinan sindikat tersebut yang selama ini masuk melalui jalur laut, lalu kemudian melalui perbatasan darat masuk dari negara tetangga ke Kalimantan, termasuk ke Kalimantan Barat.

"Mungkin pengiriman 'shabu-shabu' ini masih dalam tahap kecil karena mereka masih dalam tahap mengetes di lapangan," katanya.

Pewarta: Andilala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018