Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto di Jakarta pada Senin mengatakan nasabah anak harus mendapat perlindungan optimal, hal itu menanggapi kasus skimming dan OTP di bank BRI.

Saat ini jumlah nasabah BRI usia anak cukup besar, diperkirakan ada jutaan anak yang menjadi nasabah bank tersebut.

"Anak usia sekolah terutama tingkat SMA/SMK, Madrasah Aliyah, bahkan santri di pondok pesantren banyak yg menjadi nasabah. Oleh karena itu BRI mesti memastikan nasabah usia anak harus diberikan informasi yang cukup," kata Susanto

Hal tersebut dilakukan agar anak terhindar dari pencurian uang bermodus skimming.

Kemudian dia meminta lokasi layanan ATM harus dipastikan berada di area yang aman dan nyaman, bukan area sepi dan rentan kejahatan.

"Ini sebagai ikhtiar agar anak tetap terjaga kenyamanannya," kata dia.

KPAI juga mengatakan perlu ada patroli keamanan di area-area layanan ATM penting dilakukan secara berkala dan kontinu untuk mencegah potensi beragam modus kejahatan.

Dengan demikian maka kualitas layanan terjaga, dan kepercayaab nasabah usia anak juga semakin tinggi.

KPAI berharap kasus skimming yang muncul saat ini menjadi usaha untuk perbaikan secara optimal untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018