Mamuju (ANTARA News) - Yayasan Kalla Group memberikan bantuan berupa 1.000 buah atap seng kepada warga yang menjadi korban banjir Mamuju Sulawesi Barat.

Penyerahan bantuan itu dilakukan langsung Chief Executive Officer Kalla Toyota Hariyadi Kaimuddin bersama Kapolda Sulbar Brigjen Polisi Baharudin Djafar di tenda pengungsian korban banjir di kawasan Simbuang Jalan Soekarno-Hatta Kabupaten Mamuju, Kamis sore.

"Kami dari Yayasan Kalla Gorup mencoba melihat apa yang dibutuhkan warga pascabanjir bandang menerjang kawasan pemukiman mereka. Setelah melihat langsung kondisi dan bertanya-tanya, ternyata yang paling mendesak dan dibutuhkan warga yang menjadi korban banjir itu adalah atap seng untuk membangun rumah mereka kembali yang rusak diterjang banjir," kata Hariyadi Kaimuddin, usai menyerahkan bantuan 1.000 seng kepada warga korban banjir.

Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Mamuju pada Kamis pagi (22/3) itu merusak ratusan rumah warga di lima kelurahan pada dua kecamatan.

Ratusan warga terpaksa harus mengungsi akibat rumah mereka rusak diterjang banjir bandang yang disebabkan tingginya curah hujan yang melanda kawasan Kabupaten Mamuju sejak Kamis dinihari hingga pagi itu.

Kantor Cabang PT Hadji Kalla yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Mamuju juga tidak luput dari terjangan banjir bandang tersebut.

"Walaupun kantor cabang kami di Mamuju juga terkena banjir bandang namun bantuan yang kami berikan ini sebagai wujud saling membantu dan saling meringankan beban warga yang menjadi korban," ujar Hariyadi Kaimuddin.

Sementara itu dari pantauan 14 hari pascabanjir bandang yang menerjang Kabupaten Mamuju, masih ada 53 Kepala Keluarga (KK) yang bertahan di tenda-tenda pengungsian yang didirikan di Simbuang.

Sebanyak 53 Kepala Keluarga tersebut bertahan di dua tenda yang dibangun secara darurat akibat tempat tinggal mereka masih rusak dan belum dilakukan perbaikan.

Beberapa warga mengaku sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat untuk memperbaiki rumah-rumah mereka yang rusak diterjang banjir bandang.

"Kalau bantuan makanan sejauh ini tidak menjadi masalah dan sampai hari ini masih banyak yang memberikan bantuan. Namun, bantuan bahan bangunan masih minim. Jadi, kami berharap ada perhatian serius pemerintah terhadap kami yang sudah lebih 10 hari terpaksa masih menginap di tenda pengungsian karena rumah kami belum bisa diperbaiki karena tidak ada biaya," ujar seorang warga korban banjir.

Warga yang terlihat sangat senang mendapatkan bantuan atap dari Kalla Group itu mengaku belum bisa kembali ke tempat tinggal mereka karena tidak memiki biaya untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak.

"Kami sangat berterima kasih kepada pihak perusahaan yang peduli dan membantu kami atap seng untuk membangun rumah kami dan tentu juga kami sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah agar kami bisa kembali ke rumah kami yang rusak," kata warga korban banjir tersebut.

Baca juga: Puan kunjungi korban banjir bandang Mamuju, serahkan bantuan Rp250 juta

Baca juga: Korban banjir tolak ditampung di posko pengungsian

Baca juga: Tanggap darurat banjir Mamuju selama tiga hari

Pewarta: Amirullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018