Jakarta (ANTARA News) - Meski telah memiliki wadah Kopdar untuk berdialog, mitra pengemudi Go-Jek masih sering kali melakukan unjuk rasa. Menurut VP Corporate Affairs Go-Jek Michael Say, hal tersebut merupakan hak para komunitas atau mitra mereka.

"Demo adalah hak siapa pun, jadi setiap komunitas yang menyampaikan aspirasi akan selalu kami terima dengan baik. Jadi tiap kali terjadi demo bisa dipastikan kami selalu menemui dan mendengarkan," kata Michael dalam temu media di kantor Go-Jek Jakarta, Jumat.

Hal ini dilakukan untuk mengedukasi mitra pengemudi bahwa Go-Jek telah memiliki wadah Kopdar, sehingga komunitas tidak perlu melakukan demo untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Sejak awal tahun, Go-Jek telah membangun wadah dialog yang dinamai "Kopdar Mitra Go-Jek" setiap dua minggu sekali bagi mitra pengemudi dari Sabang sampai Merauke, sebagai cara memahami kebutuhan demi meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi.

Kopdar juga menjadi alat efektif untuk mencari jalan keluar dari keresahan yang dirasakan para mitra pengemudi. Salah satu hal yang banyak dikeluhkan mitra adalah soal suspend.

Sejumlah mitra pengemudi Go-Jek belum lama ini menggelar unjuk rasa terkait pemutusan kemitraan. Michael menjelaskan bahwa pemutusan kemitraan biasanya terjadi karena pelanggaran berat.

"Di awal masuk ada perjanjian kemitraan yang sudah cukup jelas pelanggaran mana saja yang tidak boleh dilakukan. Putus mitra terjadi karena pelanggaran berat," kata dia.

Michael kemudian menyebut tiga pilar pelanggaran utama di Go-Jek, yaitu terkait pelayanan, keamanan di jalan dan tindakan kecurangan, misalnya fake GPS dan order fiktif.

Suspensi harus dilakukan Go-Jek demi menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Terkait permintaan pemutihan atau amnesti massal dengan membuka seluruh akun yang terkena suspend, Go-Jek tidak bisa memenuhi hal itu.

"Ini permintaan yang sangat tidak masuk akal sebenarnya, dan kami sudah ngomong kepada komunitas juga, yang kami lakukan sekarang adalah memperbaiki sistem suspensinya," kata Michael.

"Biar lebih transparan, jadi mitra nanti kalau kena suspen tahu kenapa dia disuspen," lanjut dia.

Lebih lanjut, Michael mengatakan bahwa saat ini Go-Jek tengah menggodok rancangan kebijakan sistem suspensi baru bersama para mitra pengemudi.

"Sekarang sistem suspensi kita buat bersama 4.000 komunitas, jadi inputnya secara nasional, kita bikin bareng-bareng," ujar Michael.

Baca juga: Go-Jek akan perluas layanan Go-Car L

Baca juga: GO-JEK: penyesuaian tarif mengikuti dinamika pasar

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018