Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat total sebanyak 19 kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi pada Selasa (22/1).

Melalui akun twitter resminya, BPPTKG merilis telah terjadi 19 kali guguran lava pijar berdasarkan tiga periode pengamatan Gunung Merapi mulai pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Pada periode pengamatan pertama pukul 00.00-06.00 WIB, BPPTKG mencatat 7 kali guguran lava pijar dan berdasarkan data seismik yang durasinya mencapai 14 sampai 56 detik.

Periode pangamatan kedua, pukul 06.00-12.00 WIB, jumlah guguran tercatat 6 kali dengan durasi 18-84 detik.

Selanjutnya, pangamatan ketiga, pukul 12.00- 18.00 WIB, jumlah guguran tercatat 6 kali berdasarkan data seismik dengan durasi 27-60 detik. Selama periode pengamatan itu tidak ada guguran yang teramati karena cuaca Gunung Merapi masih berkabut dan mendung.

BPPTKG selama mengamati gunung api itu pada Senin (21/1), dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, mencatat 41 kali, satu kali gempa hembusan, 2 kali gempa hybrid, serta satu kali gempa tektonik.

Per 16 Januari 2019, volume kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 453.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 2.300 meter kubik per hari atau lebih rendah dari pekan sebelumnya.

Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.*


Baca juga: Gunung Merapi keluarkan 10 kali guguran lava

Baca juga: 11 kali guguran lava kembali diluncurkan Gunung Merapi



 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019