San Salvador (ANTARA News) - Warga Salvador menuju tempat pemungutan suara putaran pertama untuk memilih presiden baru pada Minggu (3/2), dan seorang mantan juru kampanye antikorupsi diperkirakan menang guna mengakhiri sistem dua-partai yang telah berjalan puluhan tahun.

Nayib Bukele (37) menggunakan modal perasaan antikemapanan untuk meraup suara pemilih di seluruh wilayah sementara rakyat sedang mencari pilihan lain di luar partai-partai yang sudah ada.

Sejak berakhirnya perang saudara pada 1992, El Salvador diperintah hanya dua partai. Partai yang berkuasa adalah dari sayap-kiri Front Pembebasan Nasional Farabundo Marti (FMLN) dan pesaingnya partai konservatif Aliansi Nasionalis Republik(ARENA).

Meskipun dia menggambarkan diri sendiri sebagai orang kiri, yang didepak dari FMLN, Bukele membentuk partai koalisi termasuk dari sayap-kanan yang secara keseluruhan memiliki 11 kursi legislatif.

"Kedua kelompok yang menciptakan perang masih ingin memimpin, dan lebih-lebih lagi mereka korup," kata Bukele kepada para wartawan setelah pemilihan di ibu kota.

Para pendukungnya yang mengenakan kaos berwarna biru terang, mengelilinginya dan menyerukan "Ya, kita bisa".

Pemungutan suara ditutup pukul 17.00 waktu setempat, dan pengadilan pemilihan El Salvador diharapkan mengumumkan hasil awal pada pukul 18.00 waktu setempat.

Lembaga survei Mitosky pada jajak pendapat bulan Januari melihat Bukele mendapat dukungan 57 persen, sedangkan Gallup menyebutkan angka 42 persen, dan kedua lembaga itu memperlihatkan Carlos Calleja dari ARENA menduduki posisi kedua.

Apabila tidak ada calon yang memperoleh suara di atas 50 persen dalam pemungutan suara hari Minggu, dua kandidat akan mengikuti pemilu putaran kedua pada Maret.

Presiden mendatang bagi Salvador akan menghadapi kecaman dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai pemerintahan di Amerika Tengah, yang dikatakan tidak berbuat banyak untuk menghentikan arus migrasi ke AS.

Baca juga: Kafilah baru pengungsi El Salvador berangkat menuju AS

Dia juga harus bisa memberi serangan balasan ke Amerika mengenai pembukaan hubungan diplomatik dengan China baru-baru ini.

Menyangkut urusan dalam negeri, presiden baru harus mencoba mulai memperbaiki ekonomi, memerangi korupsi serta mengatasi kasus pembunuhan yang tercatat rata-rata tertinggi di dunia.

Sejumlah pemilih mengatakan kepada Reuters mereka ragu Bukele memiliki pengalaman memimpin, sedangkan yang lain berpendapat partai ketiga yang lain adalah opsi untuk perubahan yang dramatis.

Baca juga: Trump desak Meksiko halangi pendatang ilegal dari El Savador


Sumber: Reuters
Penyunting: Maria Dian A/Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019