Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menjanjikan kenaikan harga gula di tingkat petani tebu dari harga pokok pembelian gula saat ini yaitu Rp9.700 per kilogram gula. "Tolong saya diberi waktu seminggu, akan undang Pak Sumitro dan tim bicara soal ini, jangan saya baru tahu soal ini terus minta diputuskan. Intinya semangatnya kita naikkan, berapanya belum diputuskan," kata dia, di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Dalam acara itu, dia menerima sejumlah keluhan dari para petani tebu termasuk mengeluhkan harga pokok pembelian gula yang ditetapkan pemerintah hanya Rp9.700/kilogram dan meminta harga itu dinaikkan menjadi Rp10.500/kilogram gula.
"Selanjutnya juga minta mesin-mesin dari pabrik BUMN harus direvitalisasi, bisa diterima, kemudian soal bansos tebu, kemudian KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) tebu akan saya urus karena saya pikir hal ini sangat penting," kata dia.

Jokowi mengaku, usulan revitalisasi pabrik gula itu akan dibuat prioritas nomor 1, 2, 3 dan seterusnya.
   
"Kalau bicara dengan pelaku-pelaku saya lebih cepat nangkep dan ditindaklanjuti. Kadang-kadang saya bicara dengan birokrasi tidak masuk sehingga keputusan itu tidak bisa saya ambil mohon maaf. Jangan dipikir semua hal saya mengerti," kata dia. 

Ia juga akan menindaklanjuti usulan mengenai sistem bagi hasil antara petani tebu dengan pabrik gula. "Kemudian yang menarik rendemen individu betul penting? Sehingga bersemangat untuk memperbaiki rendemennya. Lalu untuk 'harvester' (alat panen) nanti saya perintahkan Menteri Pertanian siapkan masalah ini," kata dia.
   
Ketua Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia, Sumitro Samadikun, dalam sambutannya mengakui bahwa belakangan petani tebu mengalami kesulitan menjual gula di pasar karena banyaknya gula impor dan rendahnya harga pokok pembelian gula.
   
"Apalagi Bulog hanya membeli dari petani pabrik penggilingan BUMN, sedangkan pabrik yang bukan BUMN seperti di Kebun Agung harganya jatuh di bawah Rp9.000/kilogram. Sedangkan impor kami harapkan saat ini tidak impor dulu karena stok masih ada," kata dia.
 
ia juga meminta agar tidak ada gula rafinasi (gula untuk industri makanan dan minuman) yang bocor ke konsumen sehingga merusak harga pasaran gula di tingkat konsumen.
   
"Ketiga,kami mohon sebelum pabrik gula yang tidak efisien ditutup mohon diberikan pabrik gula yang baru dan modern dan bisa menyediakan gula konsumsi yang bisa memenuhi kebutuhan petani, kalau pabrik baru sudah berfungsi baru pabrik lama ditutup," kata dia.

Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019