Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya penempatan investasi dari tabungan ke aset finansial yang selama ini belum banyak dilakukan oleh generasi muda.

Sri Mulyani dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini minat investasi ke aset finansial masih rendah, karena investasi pada aset fisik seperti tanah lebih disukai oleh masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani saat mengisi materi kuliah umum dihadapan 150 mahasiswa Indonesia di Columbia University, New York, AS, Selasa waktu setempat.

"'Saving rate' di Indonesia masih sekitar 30-33 persen. Kondisi ini masih di bawah sejumlah negara besar seperti China, meskipun lebih baik dibandingkan dengan negara-negara di Amerika Latin," ujarnya.

Menurut dia, investasi kepada aset finansial sangat dibutuhkan karena dapat membantu pembiayaan APBN terutama untuk sektor infrastruktur.

Selain itu, pembiayaan tersebut juga dapat membantu peningkatan kinerja industrialisasi dan sektor jasa yang bermanfaat mendukung pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini lebih baik dan berdaya tahan dibandingkan kondisi ketika mengalami guncangan pada 2013.

"Dibandingkan empat 'fragile country' lain, Indonesia menjadi salah satu yang paling berdaya tahan di dunia," ujarnya.

Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kelanjutan Indonesian Speaker Series yang mempertemukan pemimpin dengan mahasiswa maupun pekerja Indonesia di New York untuk berbagai ilmu dan pengalaman mengenai isu di Tanah Air.

Baca juga: Cloud ikut mendorong pertumbuhan investasi teknologi industri finansial

Baca juga: Kadin: Investasi fintech 2018 tembus Rp105,6 triliun

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019