Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan saat ini kosentrasi dunia pendidikan di Tanah Air baru sebatas pedagogik yang berorientasi pada mahasiswa.

"Kita selama ini baru berorientasi pada pegagogik, fokus pada pembelajaran dan mahasiswa. Tapi tidak memperhatikan bagaimana lulusannya, apakah terserap dunia industri atau tidak, itu tidak diperhatikan," ujar Ghufron dalam acara seminar internasional di Jakarta, Senin.

Dia memberi contoh lulusan keguruan yang mencapai 250.000 setiap tahunnya, sedangkan yang terserap hanya 20 persen dari lulusan. Selama ini, perguruan tinggi buka program studi baru tanpa memperhatikan penyerapan lulusannya. Oleh karena itu, penyerapan lulusan tersebut juga menjadi pertimbangan penilaian perguruan tinggi.

Ghufron memberi contoh fakultas kedokteran di perguruan tinggi manapun sudah memperhatikan penyerapan lulusan. Oleh karena itu, ada yang namanya kuota untuk masuk ke fakultas kedokteran.

"Dokter itu tidak ada yang nganggur, semuanya langsung terserap di dunia kerja. Hal itu dikarenakan kuotanya sesuai dengan kebutuhan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ia menambahkan kebutuhan tenaga kerja di bidang maritim sangat banyak, apalagi jika Indonesia menjadi pusat maritim. Mulai dari pelabuhan hingga ke laut, membutuhkan tenaga kerja.

Untuk itu, lanjut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan dan juga kompetensi yang diperlukan. Dalam waktu dekat pihaknya akan membuat rencana induk SDM di bidang kemaritiman. Rencana induk itu bertujuan membantu perguruan tinggi dalam menentukan program studi bidang kemaritiman. (*) 

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019